Calendula atau Ringelblume sebenarnya saya sudah lama mengenalnya, tetapi hamparan ladang bunga Calendula belum pernah saya lihat. Bunga tulip sudah, bunga Raps sudah, bunga Mohn sudah, bunga matahari juga sudah tetapi bunga Condula, baru pertama kali ini.
Di rumah , saya juga menanam bunga Calendula. Biji bunga Calendula saya peroleh dari seorang teman, Claudia namanya. Dari Claudia temanku itu saya pernah di undang makan dan salah satu hidangannya Sommer Salat dengan bunga Calendula.
Bunga Calendula merupakan salah satu bunga yang bisa dimakan. Biasanya untuk mempercantik salat. Jadi selain salat kelihatan cantik juga enak.
Selain untuk salat bunga Calendla bisa dimakan dengan roti. Roti dipotong tipis, diolesi mentega dan diatas mentega ditaburi kelopak bunga Calendula. Hemmm sedap,sehat dan cantik.
Bunga Calendula juga sebagai bahan pewarna kuning alami untuk memberi warna kuning pada butter dan keju.
Selain sebagai bahan makanan bunga Calendula juga mujarab untuk obat. Hal ini telah ditulis dalam bukunya Hildegard von Bingen, seorang biarawati yang banyak menulis tentang tumbuhan obat-obatan. Buku ini ditulis oleh Hildegard pada tahun 1200.
Bunga Calendula dibuat saleb atau minyak dan bisa menyembuhkan luka bakar dan berbagai macam penyakit kulit, eksim misalmya. Saleb dan minyak dari bunga Calendula ini bisa dibeli di apotek.
Bunga Calendula juga bermanfaat untuk menyembuhkan sakit perut. Misalnya keluhan lambung dan usus atau untuk para wanita yang sakit atau bermasalah saat menstruasi.
Orang Jerman menyebutnya sebagai Unvergaenglicheblumen atau bunga abadi, karena bunga ini berbunga terus selama musim panas bahkan sampai sebelum musim singin. Di musim dingin mati dan dimusim semi tumbuh lagi dengan sendirinya.itulah sebabnya disebut bunga abadi.
Orang Jerman menyebutnya juga sebagai Totenblumen, atau bunganya orang mati, karena bunga ini biasa ditanam di kuburan
Mungkin karena perawatannya yang mudah,cantik dan dimusim semi tumbuh kembali.