KASUS TIGA TALI GANTUNG
Pk. 15.05.
Aku terduduk di atas tangga emperan di sebuah kompleks ruko. Kompleks ruko ini tidak kumuh, namun juga tidak bersih -- bersih amat. Kumpulan toko yang berdekatan harusnya bisa menjadi saksi mata kasus kriminal yang terjadi di lantai dua. Namun entah mengapa, seperti biasa, saksi mata adalah sesuatu yang sulit kami dapatkan. Padahal, kasus ini membutuhkan sebuah kesaksian. Menurutku...
Charles turun dari lantai dua dan mendatangiku.
"Kilesa, menurut kantor pusat kasus ini terlalu besar untuk ditangani oleh departemen penyidikan. Pak bos sendiri akan datang sejam lagi sambil membawa kompeninya ke tempat ini."
"Cara bicaramu seakan -- akan kita hanya punya satu jam lagi untuk mengusut kasus ini, Charles."
"Kau tahu sendiri, Kilesa. Jika Pak bos sudah mengambil alih investigasi, kita tidak akan bisa melakukan apa -- apa."
Aku memicingkan senyum, "Bukankah itu lebih baik?"
Sambil membantuku berdiri, Charles berkilah, "Sudahlah, Kilesa, tidak perlu menghibur diri. Aku tahu kau gemas ingin memecahkan kasus ini. Kita lihat lagi TKP nya. Serta tantangan konyol itu."
Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Charles. Bersama kami menaiki tangga menuju lantai dua. Garis kuning polisi sudah bertebaran di mana -- mana, dan para penghuni ruko sudah diungsikan ke tempat lain sementara. Sambil berjalan, aku merenungkan sesuatu. Pak bos adalah orang yang jarang bertindak, kecuali memang sangat diperlukan. Kedatangannya ke tempat ini dalam waktu sejam membuktikan bahwa kasus ini bukanlah kasus biasa.