Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setia dan Jujur dalam Perkara-Perkara Besar (Lukas 16:10-12)

12 Februari 2023   14:54 Diperbarui: 18 Februari 2023   14:05 2508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sebuah gereja dengan desain modern. Sumber: Unsplash / Sonia Dauer

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?" (Lukas 16:10)

Kompasianer yang terkasih, pada artikel sebelumnya yang berjudul: "Setia dan Jujur dalam Perkara-Perkara Kecil", saya hanya membahas ayat 10 saja. Kali ini saya akan membahas secara sederhana ayat 10-18 (pembaca Kristen dapat membacanya di Alkitab). Pada ayat 10a, Yesus tidak hanya mengatakan tentang setia dalam perkara-perkara kecil saja, tetapi Ia melanjutkannya dengan setia dalam perkara-perkara besar juga.

Demikian pula di ayat 10b, Yesus mengatakannya dalam bentuk negatif yang artinya bagi kita ialah harus dilakukan secara positif. "Tidak benar" dari teks Yunani adikos yang artinya pada ayat 11 ialah "tidak jujur", dan sebagian besar terjemahan bahasa Inggris dituliskan dishonest. Menurut saya, terjemahan "tidak jujur" memang lebih tepat karena sesuai dengan perumpamaan sebelumnya tentang bendahara yang tidak jujur yang diterjemahkan dari kata adikos juga.

Sekarang kita akan belajar untuk setia dan jujur dalam perkara-perkara besar. Mengapa disebut perkara-perkara besar? Karena itulah harta yang sesungguhnya yaitu harta rohani yang bersifat kekal (ayat 11-12). Ada tiga perkara besar yang secara serius harus kita perhatikan dan jalankan. Apa sajakah itu?

1. Setia dan jujur dalam mengabdi dan mengasihi Allah (ayat 13)

Yesus mengecam orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, karena tubuh fisiknya memang melayani Tuhan, tetapi hatinya melayani uang (ayat 14-15). Uang berguna dan penting dalam menunjang aktivitas hidup, tapi uang tidak boleh menggantikan Tuhan di hati dan pikiran kita. Tuhan adalah sumber, sedangkan uang hanyalah sarana dari Tuhan untuk menunjang kehidupan umat-Nya.

Pekerjaan dan pelayanan kita memang dapat menghasilkan uang dan kekayaan, namun ingat, bahwa semua itu hanya oleh anugerah dan kebaikan Tuhan saja. Kita bekerja dengan setia dan jujur adalah sebagai bentuk pengabdian kepada Allah, bukan demi uang dan kekayaan. Amsal 10:22, "Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya."

2. Setia dan jujur dalam melakukan firman Tuhan (ayat 16-17)

Orang-orang Farisi sangat setia dalam melakukan hukum Taurat, namun mereka tidak jujur di dalam memutuskan suatu perkara yang berkenaan dengan soal-soal agama. Arti lain dari "tidak jujur" dari teks Yunani adikos adalah "tidak adil." Mereka berlaku tidak adil karena mereka adalah hamba-hamba uang (ayat 14-15).

Bagi orang Kristen, Alkitab adalah firman Allah yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama tidak pernah batal, tetapi digenapi oleh Yesus Kristus. Apa yang Yesus amendemen itulah yang menjadi Perjanjian Baru, tetapi apa yang tidak diamendemen berarti tetap berlaku. Inilah yang disebut hukum yang kontinu dan hukum yang diskontinu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun