Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dalih Orang-orang yang Diundang Tuhan (Lukas 14:21-24)

31 Januari 2023   00:45 Diperbarui: 1 Februari 2023   16:20 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Perjamuan makan dalam suatu pesta. Sumber: Pixabay / GioeleFazzeri

Maka kembalilah hamba dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: 

Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian, masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku. (Lukas 14:21-24)

Kompasianer yang terkasih, ini adalah bagian ketiga dari serial pelajaran Alkitab dari Lukas pasal 14 yang saya tulis karena kisah yang ditulis oleh Lukas tersebut adalah satu bagian yang dipisah menjadi tiga perikop oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Silakan Kompasianer membaca dua artikel saya sebelumnya.

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan Kerajaan Allah itu seperti seorang tuan yang sedang mengadakan jamuan yang besar dengan mengundang banyak orang untuk datang ke pesta yang diadakannya itu (ayat 15-17). Gambaran ini untuk menguji orang Farisi yang meresponi Yesus di ayat 12-14 dalam adegan di perikop sebelumnya.

Biasanya, orang yang diundang ke pesta akan antusias karena pesta atau jamuan besar itu identik dengan acara yang meriah dengan sajian makanan yang lezat. Apalagi yang mengundang mereka adalah seorang tuan yang kaya, terpandang, dan terhormat.

Namun ironisnya, orang-orang yang diundang justru memberi respon yang sangat mengejutkan sekaligus mengecewakan. Mereka malah menolak undangan itu dengan berbagai dalih atau alasan masing-masing (ayat 18-20). Menariknya, semua yang menolak undangan tersebut meminta maaf kepada hamba sang tuan.

Menurut kebiasaan, sebuah undangan dikirim beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya, tetapi sopan santun menuntut bahwa pada saat penyelenggaraan pesta itu tiba, sebuah undangan pribadi harus disampaikan melalui seorang utusan. Jadi, permintaaan maaf dan dalih penolakan mereka sangat tidak masuk akal. Mari perhatikan dalih orang-orang yang diundang:

1. Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya (ayat 18)

Dalih yang dikemukakan tidak tepat, sebab tidak ada pedagang yang waras yang akan membeli ladang yang belum dilihatnya. Atau apabila sudah dilihatnya, maka pemeriksaan kedua dapat menunggu sebab transaksinya sudah dilaksanakan.

2. Aku telah membeli lima pasang lembu, aku harus pergi mencobanya (ayat 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun