Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Kemunafikan Dalam Keluarga Allah (Pelajaran dari Petrus dan Paulus)

21 Oktober 2022   20:34 Diperbarui: 7 Maret 2025   21:00 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang laki-laki dengan topeng dalam kegelapan. Sumber: Pixabay/Sammy-Sander

Paulus menekankan, bahwa kesalahan Petrus dan kawan-kawan adalah kelakuan mereka tidak sesuai dengan kebenaran Injil. Mengapa? Di pasal 3 Paulus menegaskan, bahwa seseorang dibenarkan karena iman, bukan karena Taurat. Dan di dalam Kristus, semua orang dengan berbagai latar belakang itu setara, tidak ada lagi superioritas Yahudi.

Hal ini menjadi tamparan keras bagi Petrus yang telah menerima penglihatan soal halalnya orang percaya yang non Yahudi (Kisah Para Rasul 10), dan keputusan tentang jemaat Antiokhia dan jemaat dari bangsa-bangsa lain perihal perbuatan ajaib Allah serta pemberitaan Injil di Sidang Yerusalem (Kisah Para Rasul 15), khususnya soal sunat dan soal makanan (Kis. 15:19-21).

Dengan demikian, bagi Paulus, makan bersama dengan orang-orang bersunat maupun dengan orang-orang tidak bersunat itu bersifat religius, bukan sekedar bersifat sosial. Meski begitu, Paulus tetap menghormati Petrus sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9). Petrus sendiri tidak marah meskipun Paulus yuniornya di dalam pelayanan kerasulan, tapi justru ia memuji Paulus dengan tulus hati (2 Ptr. 3:15-16).

Kiranya pelajaran dari kedua rasul besar Kristen tersebut menginspirasi kita semua. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memiliki integritas, jangan suka munafik; hiduplah apa adanya, jangan suka bersandiwara demi keuntungan pribadi. Tegurlah dengan kasih jika ada orang yang munafik di depan kita, berilah pengertian akan pentingnya kejujuran diri. Dan jangan marah, jika ternyata kita yang didapati munafik dan ditegur oleh orang lain. 

Kehidupan orang Kristen adalah surat yang terbuka kepada semua orang, kejujuran hidup adalah kesaksian bagi mereka yang belum percaya kepada Kristus. Demikian pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini. Sampai jumpa lagi pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun