Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pelajaran Kehidupan dari Esau dan Yakub (Kejadian 25:29-34)

14 September 2022   12:38 Diperbarui: 17 Februari 2023   21:29 14554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Yakub & Esau, Dalam Kajian Sastra Ibrani. Sumber: SarapanPagi.Org

Dalam terjemahan LAI di ayat 16 itu, Esau dikatakan orang cabul atau orang yang bernafsu rendah. Kata 'cabul' dari bahasa Yunani pornos yang artinya seorang pezinah atau seorang pria yang melacurkan dirinya alias pelacur. 

Jadi Esau disamakan dengan seorang pelacur! Pezinah adalah orang yang tidak menghormati kekudusan pernikahan demi nafsu seksual, sedangkan pelacur adalah orang yang tidak menghormati kekudusan tubuhnya demi uang.

Keempat, perbuatan Esau telah menghina Allah. Akibatnya, Esau ditolak oleh Allah dan dia kehilangan berkat-Nya. Dia sangat menyesal, tetapi semua sudah terlambat, tidak dapat diulang dan tidak ada kesempatan yang kedua (Ibr. 12:17; Kej. 27:33-40). Esau dibenci dan dimurkai Allah untuk selamanya (Mal. 1:2-4).

II. Dari Yakub

Pertama, Yakub seorang oportunis sejati. Yakub pasti tahu perihal firman Tuhan kepada ibunya mengenai masa depannya. Yakub mendapatkan kesempatan emas dengan memanfaatkan kelemahan Esau, kakaknya, ketika dia lelah dan lapar sepulangnya dari berburu. Akhirnya, Yakub mendapatkan hak kesulungan dari Esau dengan transaksi yang licik.

Kedua, Yakub mengambil jalan pintas. Ribka, ibunya, sebagai penerima janji Allah, namun kurang percaya bahwa penggenapan janji itu harus berdasarkan pada waktu-Nya Tuhan. Yakub melihat peluang untuk mempercepat mendapatkan hak kesulungan dari kakaknya (ay. 30,32) dan berkat anak sulung dari Ishak dengan menghalalkan segala cara termasuk dengan cara menipu bapanya (Kej. 27:18-29) demi tergenapinya janji Allah. 

Wow, Ribka dan Yakub rupanya mencoba menolong Tuhan! Kejahatan tersebut atas inisiatif ibunya karena ketidak percayaannya kepada Allah. Jadi, Ribka adalah dalang dan penyedia logistiknya dan Yakub menjadi eksekutornya (Kej. 27:5-17). Kolaborasi kejahatan yang sempurna antara ibu dan anak!

Ketiga, perbuatan Yakub menuai buah yang pahit. Esau menaruh dendam dan berencana untuk membunuh Yakub (Kej. 27:41). Akibatnya, Yakub harus melarikan diri dari Esau dan dia 'terbuang' jauh dari rumahnya dengan bantuan ibunya (Kej. 27:42-45). 

Di kemudian hari keturunan Yakub yaitu bangsa Israel menjadi musuh abadi keturunan Esau yaitu bangsa Edom. Yakub si penipu menuai perbuatan jahatnya ketika dia ditipu oleh Laban, mertuanya, soal Rahel yang ditukar dengan Lea di hari pernikahannya (Kej. 29:21-25).

Implikasinya bagi kita hari ini:

Pertama, jangan menjual iman dan kehormatan hanya demi harta, takhta dan pasangan hidup. Kedua, jangan menghancurkan pernikahan dengan perselingkuhan demi nafsu sesaat. Ketiga, jangan menghalalkan segala cara (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) demi kesuksesan bisnis, karier, prestasi, pernikahan dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun