Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Canting ke Catwalk: Batik dan Perjalanan Panjangnya

2 Oktober 2025   12:36 Diperbarui: 2 Oktober 2025   17:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Hari Batik Nasional 2025, Batik Merawit Cirebon jadi ikon (Sumber foto: dok. Kemenperin.go.id via Kompas.com)

Setiap tanggal 2 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Tanggal ini ditetapkan setelah batik diakui UNESCO pada tahun 2009 sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia.  Untuk tahun 2025, batik tulis Merawit Cirebon dipilih sebagai ikonnya. 

Batik adalah warisan budaya Indonesia yang hidup. Di balik setiap helai kain bercorak, ada jejak sejarah, filosofi, dan kerja tangan- tangan yang penuh kesabaran.

Setiap daerah punya ciri khas masing-masing.  Batik keraton cenderung lembut dan penuh simbol, sementara batik pesisiran seperti Lasem atau Pekalongan lebih berani dengan warna-warna cerah. Di Madura, batik tampil kontras dengan garis tegas, sementara di Cirebon, motif Mega Mendung masih tetap menjadi motif yang diminati.

Filosofi di balik motif

Batik bukan sekadar busana, namun menyimpan pesan penting dibalik setiap motifnya dan menjadikan batik lebih dari sekedar hiasan kain. Batik adalah simbol nilai-nilai yang diwariskan lintas generasi.

Motif Parang misalnya, memberi makna semangat dan pantang menyerah. Motif Kawung, melambangkan keseimbangan dan kesucian. 

Ada kesabaran dan ketenangan di balik motif Mega Mendung, dan tersimpan doa dan kehidupan yang sejahtera dibalik motif Sidomukti

Langkah pertama: goresan malam

Dua elemen kunci dalam proses batik yaitu malam dan canting. Malam adalah lilin khusus sebagai perintang warna dalam proses pewarnaan batik. 

Menggambar pola di atas kain menggunakan canting (Foto: MahmurMarganti/Pixabay)
Menggambar pola di atas kain menggunakan canting (Foto: MahmurMarganti/Pixabay)

Fungsinya adalah melindungi bagian kain tertentu agar tidak terkena warna ketika dicelup. Terbuat dari campuran lilin lebah, parafin, damar, dan minyak, malam harus dijaga pada suhu tertentu (sekitar 60–70°C) agar cair, tapi juga tidak terlalu encer.

Sementara itu, canting adalah alat tradisional untuk “menulis” batik. Bentuknya sederhana: gagang bambu dengan mangkuk kecil dari tembaga (nyamplung) dan pipa kecil (cucuk) dengan variasi ukuran, sebagai saluran malam cair untuk membuat untuk garis utama hingga sangat kecil untuk titik-titik detail.

Perjalanan batik dimulai dari proses nglengreng atau ngecap. Dengan canting kecil berisi malam  cair, pengrajin menggambar pola di atas kain putih. Alternatif lain adalah menggunakan cap perunggu untuk menghasilkan motif berulang.

Merendam dalam warna

Setelah pola terbentuk, kain memasuki proses nyelup, direndam dalam larutan pewarna; bisa pewarna alami dari tumbuhan atau sintetis dengan warna lebih cerah.

Beberapa batik tradisional, seperti Batik Genthongan Bangkalan dari Madura, membutuhkan waktu berbulan-bulan hanya untuk proses perendaman dengan bahan alami. 

Menutup, melukis, dan membuka

Tahap berikutnya adalah nembok, menutup bagian tertentu dengan malam agar tidak terkena warna. Lalu ada proses nyolet, melukis detail dengan kuas untuk menambahkan warna pada motif.

Setelah selesai, malam yang menempel harus dihilangkan. Inilah proses nglorod, ketika kain direbus dalam air panas hingga lilin larut. Baru kemudian dicuci bersih dengan air dingin dan dijemur, untuk kemudian disimpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung. 

Batik di panggung catwalk dunia

Batik kini hadir dalam banyak wajah: kemeja kantor, gaun modern, hingga aksesori yang bisa dipakai sehari-hari. Generasi muda membawa batik ke panggung mode internasional, sekaligus menjadikannya bagian dari tren sustainable fashion dengan memanfaatkan pewarna alami.

Batik bukan hanya bagian dari tradisi, tapi juga telah menembus dunia mode internasional. Sejak era 1960-an, batik mulai diperkenalkan ke luar negeri oleh desainer Indonesia yang membawa koleksi ke pameran mode di Eropa dan Amerika.

Batik dalam dunia fashion (Foto: Dedy_Timbul/Pixabay)
Batik dalam dunia fashion (Foto: Dedy_Timbul/Pixabay)

Makin ke sini,  batik semakin mendapat sorotan. Pada 2010, desainer Indonesia seperti Edward Hutabarat dan Anne Avantie menghadirkan koleksi batik di ajang fashion bergengsi.

Batik juga pernah tampil di Paris Fashion Week dan New York Fashion Week, membawa motif tradisional ke panggung global dengan sentuhan kontemporer.

Sejumlah jenama lokal kini menggabungkan batik dengan potongan modern seperti blazer, gaun, hingga sneakers, agar kian relevan bagi generasi muda

Kehadiran batik di catwalk internasional membuktikan bahwa kain ini tidak hanya layak disebut warisan budaya, tapi juga bahasa mode universal, bisa fleksibel, menyatu dengan tren global, tanpa kehilangan identitas aslinya.

Di Hari Batik Nasional, mari kita rayakan bukan sekadar dengan memakainya, tapi juga dengan merawat cerita di balik setiap helai kainnya. Pada akhirnya, mengenakan batik bukan sekadar mengikuti tradisi, namun merupakan cara sederhana untuk menyampaikan pesan yang kuat :  inilah kita, inilah Indonesia!

Selamat Hari Batik Nasional!

Referensi: di sini

 

Kupang, 20 Oktober 2025

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun