Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Terjebak Cinta Segitiga: Aku, Kamu, dan Ibumu

9 Agustus 2021   11:25 Diperbarui: 9 Agustus 2021   12:06 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta segitiga (dreamstime.com)

Terjebak dalam cinta segitiga memang menjadi hal yang sedap, perih, namun kadang bikin nyengir.  Apalagi kalau yang menjadi saingan adalah perempuan yang juga sangat dicintai oleh orang yang kita cintai. Siapa lagi kalau bukan ibunya. 

Dua puluh lima tahun yang lalu Saya juga mengalami hal yang sama, ketika Saya dan Ben sedang saling jatuh cinta. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta, kami berdua ingin menunjukkan pada dunia bahwa kami bahagia, bahwa kami memang layak untuk dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Sampai di situ, tidak ada masalah. 

Masalah kemudian mulai bermunculan saat ayah mertua Saya meninggal dunia, dan kami berdua mulai menjalani kehidupan perkawinan. Karena kondisi ekonomi yang belum stabil, jadilah kami menumpang di pondok mertua. 

Perang dingin sering terjadi. Pada satu sisi, Saya merasa ingin diterima dalam keluarga, namun pada sisi lain mungkin ibu mertua juga merasa bahwa Saya adalah orang yang harus belajar memahami kondisi  yang dihadapi.

Ben, adalah orang yang paling menderita, Saya kira. Pada saat bersamaan, dia harus menghadapi ibunya dan istrinya sekaligus. Bingung kan, mau membela yang mana?  

Menyatukan dua isi kepala yang berbeda, beda jaman, beda kebutuhan akan perhatian, menjadikan hal itu tidak mudah baginya. Keegoisan dan keras kepala Saya saat itu juga membuat kepalanya tambah mumet. 

Beberapa kali terjadi perundingan meja tak bundar ~demikian Saya menyebutnya~ untuk memenuhi tuntutan isi kepala Saya yang juga harus ditumpahkan.

Saya adalah tipe orang yang tidak bisa basa-basi, kalau ada yang harus diluruskan, harus dibicarakan saat itu juga. Untungnya, Ben adalah laki-laki yang penyabar. 

Namun, Saya lupa kalau orang yang Saya hadapi adalah ibu dari suami Saya,  yang saat itu sedang belajar mengendalikan rasa kehilangan karena ditinggal oleh ayah mertua. 

Banyak cerita lucu terjadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun