Banyak yang dilakukan masyarakat umum agar bisa mencari penghasilan yaitu menjadi musisi jalanan atau pengamen. Hal ini udah menjadi hal yang biasa di seluruh kota di Indonesia, karena bermodalkan menyanyi dan bermian alat musik sederhana seperti gitar dan ukulele, mereka bisa mendapatkan uang dengan mudah, padahal jika dikembangkan lagi  musisi tersebat bisa menjadi musisi yang sangat berpotensial.
Musisi jalanan dan pengamen masih dianggap jelek oleh sebagian besar orang, padahal mereka hanyamenuangkan ekspresi yang mereka punya kedalam sebuah nyanyian, mereka belum memiliki wadah yang tepat untuk menuangkan ekspresinya tersebut, selain menuangkan ekspresi musisi jlanan juga mencari rejeki dari kegiatan tersebut.
Masyarakat kita menganggap pengamen hanya mebuat bising sekitar, kebanyakan mereka cepat-cepat meberi uang agar pengaem pergi, akhir musisi jalanan ini hanya menyanyikan setengah lagu saja, pengamen akhirnya tidak mimikirkan yang dia mainkan, jika sudah dineri uang pengamen harus sudah pergi. Hal tersebut yang mengakibatkan musisi jalanan atau pengamen tidak dipandang sebagai seniman
Maka dengan itu pemerintah harus mampu memberi wadah kepada musisi jalanan agar menjadi musisi yang sangat berpotensial, tidak hanya bermain musik dijalanan mereka juga harus bisa mengasah keterampilanya. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kualitas dari musisi jalanan agar memiliki potensi lebih dalam berkarya, tidak semata mencari uang dijalanana, meraka mampu menghasilkan karya yang sebaik mungkin untuk dapat dijadikan hobi yang menghasilkan rejeki. Pada dasarnya yaitu meningkatkan potensi dari musisi jalanan tersebut.
Tentunya banyak orang di seluruh dunia yang memiliki kemampuan bermusik yang handal, termasuk di Indonesia. Banyak musisi musisi asal Indonesia yang memiliki kemampuan bemusik yang ciamik, bahkan ada beberapa dari mereka yang sudah go-internasional sehingga semakin di kenal. Tidak hanya di dalam negri namun juga di luar negeri.
Banyak juga musisi musisi jalanan di Indonesia yang sebenarnya memiliki bakat dan potensi dalam bidang bermusik, hanya saja mereka tidak memiliki "wadah" untuk menyampaikan musiknya kepada masyarakat luas. Dan pada akhirnya mereka hanya bermusik di jalanan, atau biasa disebut dengan ngamen. Padahal, jika bakat mereka diasah, mereka bisa menjadi musisi professional dan di kenal banyak orang. nah bagimana cara agar musisi jalanan ini tidak dipandang negatif oleh masyarakat dan mampu mengekspresikan di wadah yang sesuai dengan hak mereka.
Di wilayah perkotaan, masih banyak anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai, alhasil banyak dari mereka yang melakukan apapun agar bisa menghasilkan uang salah satunya yaitu dengan cara mengamen dijalanan, kebanyan dari mereka adalah anak remaja. Sebenarnya mereka mampu mendapatkan pekerjaan yang layak, akan tetapi mereka lebih berpikir ara mendapatkan uang yang lebih cepat.
Peran musisi jalanan kini tak bisa dianggap sebelah mata. Bahkan para musisi jalanan kini dilirik juga oleh pemerintah. Peluang mereka tampil di ruang publik terbuka lebih luas. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kemampuan musisi jalanan tak kalah dibandingkan dengan musisi profesional lainnya. Bahkan, dia tak segan membandingkan kualitas para musisi jalanan dengan musisi baik dalam maupun luar negeri.
"Kata kuncinya adalah di kesempatannya dan kita harus mewadahinya. Kesempatan itu harus diberikan ke semua orang. Harus kita akui bahwa musisi jalanan ini keren sekali," ujar Budi dalam keterangannya, Sabtu
UPAYA YANG DILAKUKAN
 Banyak upaya yang dilakukan agar para musisi jalanan menjadi lebih kreatif, hal ini akan berdapak positif pelaku seni. Adapun uapayanya yaitu sebagai berikut
DARI PEMERINTAH
Pengamen atau musisi jalanan merupakan komunitas yang relatif baru dalam kehidupan pinggiran perkotaan, setelah kaum gelandangan, pemulung, pekerja seks kelas rendah, selain itu juga dianggap sebagai 'penyakit sosial" yang mengancam kemampuan hidup masyarakat, artinya pengamen dianggap sebagai anak nakal, tidak tahu sopan santun, brutal ataupun mengganggu ketertiban masyarakat. Menurut Kristiana 2009, definisi pengamen sendiri itu berasal dari kata amen atau mengamen (menyanyi, main musik, dan kesenian yang ditunjukkan di jalanan) untuk mencari uang, sedangkan amen atau pengamen berupa penari, penyanyi, atau pemain music yang bertempat tinggal tetap, berpindah-pindah dan mengadakan pertunjukan di tempat umum.(Rohvansyah. 2019)
Pemprov jateng sudah menidaklanjuti hal tersebut tentang upaya peningkatan potensi pengamen atau musisi jalanan. Gubernur jarteng sangat mendukung perluasan ruang karya bagi musisi jalanan. "Ini menarik ya. Satu, musisi jalanan terlibat langsung, bahkan beberapa ikut dalam pembuatan public policy (kebijakan publik). Menurut saya itu sangat bagus. Kedua, Dirjen Kebudayan memberikan fasilitas kurasi. Ruang-ruang seperti ini perlu makin banyak lagi," ujar Gubernur. Pemintah akan memperbanyak ruang ekspresi agar dapat mewadahi para musisi jalan.
Faktor-faktor penyebab munculnya pengamen disebabkan oleh banyak hal, seperti hasil penelitian Kristiana 2009 dalam penelitian (Rohvansyah. 2019) menyatkan bahwa beberapa hal yang menyebabkan adanya pengamen dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Maka dari itu pemerintah mewadahi dengan memperluas ruang karya bagi musisi jalalan agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam bermusik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI