Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenang Almarhum Riyanto, Sang Pahlawan Kemanusiaan dan Pahlawan Toleransi Beragama

17 April 2022   15:35 Diperbarui: 17 April 2022   15:41 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu, seorang pemuda paruh baya sedang memperbaiki vespa miliknya. Dia dikenal sebagai penggemar vespa sejak remaja.

Sang pemuda tersebut juga aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi. Salah satunya sebagai anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang merupakan salah satu organisasi sayap Nahdlatul Ulama (NU). Banser sebagai pasukan inti NU yang bertugas menjaga kedaulatan NKRI. 

Menjelang sore hari, sang pemuda bersiap-siap untuk menjalankan tugas menjaga keamanan di Gereja Eben Haezer (salah satu gereja di Kota Mojokerto). Kebetulan hari itu tanggal 24 Desember 2000 adalah hari yang istimewa, karena bertepatan dengan malam Natal dan malam ke-20 bulan Ramadan.

Sang pemuda meminta izin kepada kedua orang tuanya tidak bisa buka puasa di rumah, karena harus berjaga mulai sore dan nanti buka puasa bersama teman-teman anggota Banser lain di lokasi bertugas. Dia juga mengatakan bahwa malam hari rencana sekalian melakukan itikaf di Masjid Agung yang letaknya tidak jauh dari Gereja. 

"Sama sekali tidak ada firasat atau tanda apapun karena semua berjalan normal." tutur pak Sukarmin, sang ayah saat saya temui di kediamannya.

media.suara.com
media.suara.com

Gus Dur sebagai presiden kala itu memang memerintahkan kepada semua anggota Banser untuk melaksanakan tugas penjagaan terhadap tempat-tempat ibadah umat Kristen dan Katolik. Mengingat sebelumnya terjadi beberapa aksi terorisme yang mengancam keselamatan umat Nasrani di berbagai kota di Indonesia.

Sebut saja pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur, ledakan bom di kantor kedutaan Filipina hingga serangan teror bom di lantai parkir kantor Bursa Efek Jakarta.

Kebijakan ini sempat memicu polemik karena ada pihak-pihak yang mempertanyakan hukum umat Muslim menjaga Gereja yang notabene adalah tempat ibadah umat non Muslim.

Menganggapi pertanyaan tersebut, Gus Dur kemudian memberikan jawaban dengan mengatakan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun