Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bos Versus Leader, Apa yang Membedakan Keduanya?

20 Oktober 2021   22:02 Diperbarui: 22 Oktober 2021   05:00 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bos | Sumber: Pexels/Sora Shimazaki

"Pemimpin terbesar belum tentu orang yang melakukan hal-hal besar. Dia adalah orang yang membuat orang lain melakukan hal-hal besar" (Ronald Reagen).

Banyak orang mengatakan bahwa memimpin adalah sebuah seni. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa dalam hal memimpin, seseorang memerlukan cara-cara khusus agar bisa menjadi pemimpin yang baik, pemimpin yang berhasil.

Berbagai studi ilmiah dilakukan untuk mempelajari tentang kepemimpinan, dan hasilnya lahirlah bermacam teori-teori kepemimpinan. 

Masing-masing teori menunjukkan perbedaan pendapat, uraian, metodologi, interpretasi dan kesimpulan yang ditarik.

Hal ini wajar karena memang kepemimpinan memiliki unsur-unsur yang sangat kompleks antara lain unsur personal, sosial, komunal, intelektual hingga spiritual.

Semua unsur-unsur diatas merupakan rangkaian satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Di satu sisi bisa menguatkan, namun di sisi lain bisa juga melemahkan kepemimpinan itu sendiri.

Sejarah pemimpin dan kepemimpinan muncul seiring dengan peradaban manusia, yaitu sejak zaman manusia mulai berkumpul bersama. Mereka kemudian bekerja sama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya menghadapi alam dan binatang.

Saat itulah lahir kerja sama antar manusia, kemudian muncul unsur kepemimpinan. Pada zaman dulu, seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin adalah pribadi yang paling kuat, paling cerdas dan paling berani.

Ketahanan dan kekuatan fisik menjadi prasyarat utama agar seorang individu bisa menjadi pemimpin. Namun seiring perkembangan peradaban, kepemimpinan berdasarkan fisik ini sudah tidak dipakai karena tidak relevan lagi.

Syarat menjadi pemimpin tidak sesederhana zaman dulu, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat peradaban manusia. 

Dalam teori kepemimpinan ada hal menarik yang patut kita jadikan referensi agar dalam mengemban amanah, kita bisa menjadi pemimpin yang ideal dan tentunya pemimpin yang berhasil. Hal yang saya maksud adalah tentang gaya kepemimpinan.

Sekali lagi, bahwa memimpin adalah sebuah seni sehingga pada dasarnya tidak ada rumusan baku. Semua unsur harus kita racik menjadi sebuah bangunan diri yang disebut karakter pemimpin.

Nah, berkaitan dengan gaya dan karakter pemimpin ini, saya mendapatkan ada dua tipe pemimpin. 

Pertama ialah pemimpin yang memberikan instruksi yang saya sebut dengan bos. Kedua ialah pemimpin yang memberikan pengaruh yang saya sebut dengan leader.

Bos dan leader sama-sama seorang pemimpin, tetapi keduanya memiliki perbedaan. Berikut ini perbedaan bos versus leader.

Memerintah atau Mengajak

Perbedaan bos dan leader | Sumber: pixabay
Perbedaan bos dan leader | Sumber: pixabay

Seorang bos memiliki karakter sebagai tukang perintah. Untuk mencapai tujuan, dia tidak segan memberikan perintah dengan keras. Sedangkan leader lebih senang mengajak bawahan untuk bersama-sama mencapai tujuan.

Leader akan menciptakan ruang kepada bawahan untuk proaktif memberikan ide serta gagasan demi kemajuan bersama. Hal mana tidak akan ditemukan di karakter pemimpin tipe bos.

Menyikapi Kesalahan Bawahan

Bos | Sumber: Shutterstock
Bos | Sumber: Shutterstock
Pemimpin adalah orang yang dipilih untuk memimpin orang atau kelompok. Dalam aktivitas sehari-hari, pasti seorang pemimpin pernah berhadapan dengan anggota tim yang berbuat kesalahan. Misalnya target belum tercapai.

Seorang bos akan langsung mengambil sikap menyalahkan dan menganggap bawahannya tidak becus. 

Seorang bos bisa sangat kejam dengan memberikan hukuman kepada bawahan yang tidak mencapai target. Bahkan sangat mungkin juga ketika bos sendiri yang melakukan kesalahan, maka kesalahan itu akan ditimpakan kepada bawahannya.

Beda halnya dengan seorang leader yang cenderung mengambil sikap untuk membantu bawahan agar mencapai target kerjanya. 

Leader akan memberikan dukungan penuh kepada bawahan karena pada prinsipnya keberhasilan bawahan adalah keberhasilan dia juga.

Memperlakukan Bawahan

Bos | Sumber: depositphotos.com
Bos | Sumber: depositphotos.com

Seorang bos akan memanfaatkan bawahan tanpa pandang bulu untuk mencapai targetnya. Dia tidak peduli aspek-aspek di luar pekerjaan, baginya target kerja adalah prioritas utama di atas segalanya.

Sedangkan seorang leader lebih senang memberdayakan, melakukan transfer pengetahuan dan mengajarkan bawahan cara-cara efektif untuk mencapai target. 

Seorang leader juga menganggap bahwa target kerja merupakan prioritas utama, namun ia lebih mampu melihat aspek-aspek lain di luar pekerjaan. Hal inilah yang membuat seorang leader lebih efektif dalam mencapai target kerjanya.

Menyikapi Kegagalan

Leader | Sumber dari okezone.com
Leader | Sumber dari okezone.com

Dalam hal menyikapi kegagalan, seorang bos akan berusaha mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain dan menyalahkan bawahannya.

Sedangkan seorang leader cenderung melakukan analisa atas kegagalan kemudian membesarkan hati dan mengajak bawahannya untuk berdiskusi serta melakukan evaluasi atas kegagalan tersebut. Tujuannya agar ke depan kesalahan dan kegagalan itu tidak terulang kembali. Leader selalu bisa menemukan jalan dan cara lain dalam mengatasi kegagalan.

Menyikapi Keberhasilan

Leader | Sumber: ekrut.com
Leader | Sumber: ekrut.com

Seorang bos memiliki karakter ego yang tinggi. Ketika mendapatkan sebuah prestasi, dia akan mengakui itu sebagai prestasinya bukan prestasi tim. Dia tidak enggan berkata bahwa keberhasilan ini adalah berkat 'saya'.

Berbeda dengan leader yang mengakui sebuah prestasi sebagai keberhasilan tim. Leader tidak pernah mengklaim keberhasilan dengan berkata 'saya' melainkan keberhasilan 'kami'.

Memotivasi Bawahan

Leader | Sumber: Loveleague
Leader | Sumber: Loveleague
Seorang bos cenderung melakukan cara-cara intimidasi agar bawahannya bekerja. Oleh sebab itu seringkali motivasi kerja bawahan si bos adalah untuk menghindari infimidasi, bukan bekerja dari dalam hati.

Seorang leader mampu memberikan motivasi, semangat dan dukungan kepada bawahan agar bekerja untuk meraih prestasi. 

Leader tidak segan memberikan pujian dan reward kepada anggota tim yang memang berprestasi. Hal ini membuat semua anggota timnya bekerja dengan sepenuh hati.

***

Apakah karakter leader lebih baik dari bos? 

Well, kalau Anda sekarang sebagai bawahan, mungkin ketika membaca tulisan ini akan langsung setuju bahwa sosok leader adalah pemimpin ideal yang diidam-idamkan.

Namun menurut pengalaman saya pribadi, tidak semua lingkungan kerja atau organisasi cocok dengan tipe karakter leader. Ada kalanya seorang pemimpin bertipe bos, ada saatnya juga seorang pemimpin bertipe leader.

Dengan kata lain diperlukan mekanisme adaptive management disesuaikan dengan kebutuhan serta jenis dan tingkatan masalah yang dihadapi.

Steve Jobs pernah berkata, "Jika kamu ingin menyenangkan semua orang, maka jangan jadi pemimpin, jadilah penjual es krim."

Pemimpin bukan orang yang harus selalu membuat semua orang senang. Pemimpin adalah sosok sentral yang diberikan kewenangan dalam mengatur, menjalankan, mengawasi dan memastikan roda organisasi berjalan dengan baik.

Ketika memang ada sebuah kesalahan fatal dari seorang bawahan misal melakukan fraud, maka seorang pemimpin tidak bisa menggunakan karakter leader dengan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Justru pada kondisi ini, seorang pemimpin harus bersikap tegas dan memberikan sanksi yang setimpal (karakter bos).

Jadi kesimpulannya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mengikuti perkembangan zaman, pemimpin yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. 

Memimpin adalah sebuah seni, oleh karena itu penggabungan antara logika, rasa dan perilaku menjadi kombinasi sempurna untuk menghasilkan sebuah karakter pemimpin yang ideal.

***

"Kepemimpinan adalah sebuah pertunjukan orkestra dimana kita adalah dirigen yang menentukan ketukan-ketukan nada di dalamnya" The Architect

-AP-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun