Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tips dan Cara untuk Mengendalikan Emosi

6 Juni 2021   23:20 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:36 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pria sedang stres

Ada banyak tips mengendalikan emosi, namun sebenarnya apa sih emosi itu sendiri dan mengapa kita harus memiliki kemampuan mengendalikan emosi? Dalam kesempatan kali ini, saya akan berbagi hal seputar emosi dan tips mengendalikannya.

Sebagai praktisi hipnoterapi, 99% klien yang datang kepada saya adalah mereka yang tengah menghadapi masalah mental dan pikiran. Tentunya ini menyebabkan kondisi kehidupan para klien menjadi kurang ideal.

Mental dan pikiran adalah dua hal yang bisa berdampak serius terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang. Biasanya problem tersebut lahir dikarenakan suatu peristiwa atau kejadian yang memiliki emosi kuat.

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada orang lain atau sesuatu. Emosi bisa juga diartikan sebagai reaksi terhadap seseorang atau suatu kejadian tertentu. 

Setiap manusia tidak akan bisa dilepaskan dari pengalaman untuk merasakan emosi. Ibarat kata, emosi merupakan bagian yang sudah terintegrasi ketika seseorang menjalani proses atau fase kehidupan.

Fakta yang menarik ialah, ternyata setiap orang mempunyai perbedaan dalam mengelola emosi. Ada orang yang mampu dengan sangat baik mengendalikan, tetapi tidak sedikit pula seseorang yang justru pikiran dan hidupnya dikendalikan oleh emosi.


Nah.. masalahnya adalah tidak semua peristiwa yang kita alami itu bersifat menyenangkan atau membahagiakan. Banyak diantara kejadian dan peristiwa itu yang sifatnya menyedihkan, mengecewakan atau menyakitkan.

Ketika sebuah peristiwa diikat oleh emosi, maka akan menghasilkan reaksi kimia yang sangat kuat.

  • Peristiwa menyenangkan + Emosi akan menghasilkan dorongan semangat atau motivasi.
  • Peristiwa menyedihkan + Emosi akan menghasilkan trauma yang terus menghantui.

Para ahli termasuk saya sendiri sangat meyakini bahwa emosi merupakan skala yang tergantung dari faktor-faktor lain dari tanggapan psikologis. Berkisar antara kesenangan (emosi positif) di satu ujung dan ketidaksenangan (emosi negatif) di ujung lainnya.

ilustrasi skala emosi
ilustrasi skala emosi

Setiap saat, setiap momen dan semua hal yang terjadi dalam hidup seseorang dapat berpotensi melahirkan emosi. Jika kadar emosi yang diikatkan terlalu berlebihan, maka dapat menimbulkan gangguan mental.

Seperti contoh, Overthinking ialah suatu keadaan dimana seseorang dikendalikan oleh emosi kecemasan akan masa depan. Insecure adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa tidak percaya diri karena dikendalikan oleh emosi ketakutan serta keraguan, dan masih banyak contoh problem lainnya. 

(Baca: Yuk, Lakukan 5 Hal Ini Saat Dilanda Overthinking)

Karena emosi adalah tentang skala, maka kabar baiknya ia tentu bisa dikendalikan. Peter Salovey dan John D. Mayer dalam sebuah karya ilmiah bertajuk "Emotional Intelligence" pertama kali mempopulerkan istilah kecerdasan emosi.

Apa itu kecerdasan emosi?

Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola serta mengontrol emosi diri dan orang lain disekitarnya. Dengan begitu seseorang dapat menggabungkan pikiran dan perasaan, sehingga melahirkan perilaku yang sesuai dengan apa yang dipikirkan serta dirasakannya itu.

Berikut ini langkah-langkah sederhana untuk mengendalikan emosi

#1 Mengenali Emosi Diri dan Emosi Orang lain

ilustrasi wanita sedang mengendalikan emosi
ilustrasi wanita sedang mengendalikan emosi

Agar dapat mengenali emosi diri, maka kita harus bisa memahami diri sendiri. Kuncinya adalah Jujur terhadap apapun yang sedang dirasakan.

Ketika Anda merasa marah, akuilah bahwa Anda memang sedang marah. Saat Anda merasa sedih, akuilah bahwa Anda memang sedang sedih. Biarkan segala bentuk emosi yang sedang Anda rasakan itu hadir.

Bagaimana caranya mengenali emosi orang lain?

Jawabannya sederhana, jadilah "Pendengar yang baik."

Artinya Anda wajib menggunakan fungsi indera pendengaran secara optimal. Dengarkan orang lain memberikan pendapat, dengarkan orang lain memberikan opini, dengarkan orang lain mengeluarkan uneg-uneg dan sebagainya.

Alasan mengapa Tuhan memberikan kita satu mulut dan dua telinga gunanya agar kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

Dengan menjadi pendengar yang baik, secara otomatis Anda berlatih untuk mengenali emosi orang lain. Jadi ketika Anda mendengarkan orang lain berbicara, maka disaat yang sama Anda bisa merasakan emosi apa yang sedang dialami oleh lawan bicara.

#2 Memprediksi Tanggapan Emosi

ilustrasi ekspresi sebuah emosi
ilustrasi ekspresi sebuah emosi

Setelah mengetahui apa yang sedang Anda rasakan, langkah selanjutnya ialah memutuskan tindakan apa yang perlu untuk Anda lakukan. Misalnya, jika memang dirasa bahwa sebuah emosi kemarahan itu tak perlu diwujudkan kedalam perilaku marah, maka Anda dapat memilih untuk menerima keadaan kemudian move on. 

Ketika Anda merasa bahwa emosi kesedihan itu tak perlu diwujudkan kedalam perilaku sedih, maka Anda bisa memutuskan untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan.

Setiap emosi yang Anda rasakan mempunyai alternatif-alternatif respon yang sangat bervariasi. Dengan kata lain, tidak semua respon perilaku harus sama dengan emosi yang sedang Anda rasakan. 

#3 Menyesuaikan Respon Emosi Anda

ilustrasi adaptasi emosi
ilustrasi adaptasi emosi

Emosi yang berlebihan bisa mempengaruhi tindakan Anda selanjutnya. Hal ini dapat saja merugikan diri sendiri dan orang lain.

Oleh sebab itu diperlukan adanya penyesuaian terhadap respon atas emosi yang Anda rasakan. Kemampuan di dalam menyesuaikan respon emosi akan membawa Anda menjadi pribadi yang jauh lebih damai dan tidak meledak-ledak.

Respon emosi juga sangat berpotensi mempengaruhi lingkungan sekitar Anda. Interaksi dan komunikasi yang Anda lakukan dengan orang lain adalah alasan utama mengapa Anda perlu menyesuaikan respon emosi. Sebisa mungkin hindari respon emosi yang berlebihan, lantas lakukan adaptasi.

Misalnya, saat Anda dan keluarga sedang makan malam di sebuah restoran, kemudian anak Anda tanpa sengaja menumpahkan minuman yang mengenai kaos putih favorit yang Anda kenakan.

Tentu emosi kekesalan dan kemarahan langsung muncul seketika. Dalam situasi tersebut Anda diberikan 2 pilhan, pertama langsung merespon dengan memarahi anak atau menahan diri.

Memarahi dan menahan diri adalah contoh respon emosi. Ketika Anda memilih untuk memarahi anak saat itu juga, mungkin Anda merasa puas karena meluapkan emosi, tapi bagaimana dengan perasaan anak Anda. Mungkin dia takut, mungkin dia sedih, mungkin juga dia trauma.

Perilaku memarahi membawa dampak buruk buat sang anak. Pernahkan Anda berpikir demikian? (Baca: Efek Perilaku Kasar Terhadap Anak Perempuan)

Pilihan lain ialah menahan diri. Tidak merespon dengan kemarahan, melainkan Anda cari solusi misalnya dengan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian jadikan persitiwa tumpahnya minuman sebagai bahan untuk mengajarkan sang Anak tentang arti berhati-hati.

ilusrasi rileks dan tenang
ilusrasi rileks dan tenang

Sesudah kita tahu bagaimana langkah-langkah mengendalikan emosi, dibawah ini adalah tips untuk mengendalikan emosi

Tarik Nafas Dalam-dalam

Ketika Anda merasakan emosi negatif terhadap seseorang atau sesuatu, cobalah untuk menarik nafas dalam-dalam. Berbagai penelitian mengatakan bahwa aktivitas menarik nafas dalam-dalam bisa menurunkan gelombang otak manusia, melancarkan sirkulasi darah dan menambah kadar oksigen ke dalam tubuh.

Hal ini juga biasanya saya instruksikan kepada klien disaat mengawali sesi hipnoterapi. Setidaknya dengan menarik nafas dalam-dalam, mampu membuat seseorang lebih rileks, lebih santai dan lebih nyaman.

Selalu Berpikir Positif

Saat sedang menghadapi masalah, otak kita cenderung memikirkan masalah yang kita hadapi, bukan solusi atau jalan keluarnya. Hal ini wajar dan manusiawi. Namun coba pertimbangkan jika kita hanya fokus memikirkan masalah, maka kita akan terjebak.

Jadi mulai saat ini berusahalah untuk memikirkan jalan keluar atas masalah yang Anda hadapi. Cara paling efektif untuk mendapatkan solusi adalah dengan mengambil sisi positif atas setiap masalah tersebut.

Menenangkan dan Mendamaikan Diri

Jika emosi sedang terjadi, Anda harus berpikir tenang. Anda harus ingat bahwa emosi itu hanya persoalan skala. Kesenangan di satu ujung dan ketidaksenangan diujung lainnya.

Salah satu cara efektif untuk menenangkan dan mendamaikan diri adalah dengan melakukan meditasi. 

Meditasi yang saya maksud disini bukan aktivitas berat seperti yoga atau semedi. Anda cukup meluangkan waktu 5 - 10 menit di momen-momen powerful untuk melakukan afirmasi dan visualisasi. 

Malam hari sebelum tidur dan pagi hari sesudah bangun adalah 2 waktu paling powerful bagi Anda untuk melakukan afirmasi dan visualisasi.

Anda bisa mengatakan kalimat-kalimat positif seperti:

Mulai hari ini, nanti dan seterusnya, kapanpun dan dimanapun, saya adalah pribadi yang SEHAT

Mulai hari ini, nanti dan seterusnya, kapanpun dan dimanapun, saya adalah pribadi yang SABAR

Mulai hari ini, nanti dan seterusnya, kapanpun dan dimanapun, saya adalah pribadi yang BERSYUKUR

Mulai hari ini, nanti dan seterusnya, kapanpun dan dimanapun, saya adalah pribadi yang BAHAGIA

Lakukan setiap hari untuk menenangkan dan mendamaikan diri. 

Bercerita Kepada Orang yang Dipercaya

Menceritakan apa yang Anda rasakan kepada orang yang dipercaya ternyata mampu mengurangi gudang batin. 

Istilah gudang batin adalah tempat dimana seseorang menyimpan berbagai emosi dalam diri. Ketika mulai penuh, maka dia harus mengurangi kapasitas gudang batin. Tujuannya untuk mencegah ledakan perasaan dan pikiran.

Mudah Memaafkan

Tips berikutnya untuk mengendalikan emosi adalah dengan berlapang dada dan mudah memaafkan. Semua orang tidak akan pernah luput dari kesalahan baik besar maupun kecil.

Ketika kita tidak memaafkan sebuah atau beberapa kesalahan, bukan berarti kita merugikan orang lain. Justru orang yang paling dirugikan adalah diri kita sendiri.  Oleh sebab itu maafkan diri sendiri dan orang lain, menerima semua keadaan seperti apa adanya.

(Baca: Sulit Memaafkan di Momen Lebaran? Coba Terapkan Forgiveness Therapy)

Memiliki Hobi

Menjalani hobi dapat menetralisir emosi yang Anda rasakan. Memberikan jeda kepada diri atas segala rutinitas mampu menyeimbangkan pikiran dan perasaaan. Dengan memiliki hobi tertentu, Anda bisa lebih mudah mengalihkan perhatian atas suatu kondisi. 

Banyak jenis hobi yang bisa Anda lakukan misalnya berolahraga rutin, berkebun, menulis, traveling, membaca, nonton film dan lain-lain. Berikan perhatian lebih kepada diri sendiri agar Anda dapat mengendalikan emosi.

(Baca: 7 (Tujuh) Alasan Mengapa Menulis Itu Menyenangkan)

***

Demikian tips mengendalikan emosi yang bisa jadi aternatif untuk Anda praktikkan. Semoga tips dan langkah-langkah mengendalikan emosi ini membawa kebermanfaatan untuk kita semua. Salam sehat dan bahagia.

"Pikiran dan perasaan adalah hidupmu, maka selalu berpkirlah yang positif dan rasakan hal-hal yang baik." The Architect

-AP-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun