Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Tiba, Sandaran Hati, Hingga Akhirnya...

22 April 2021   03:10 Diperbarui: 22 April 2021   03:14 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi suasana Ramadan

Marhaban Ya Ramadan

Masih dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, maka tiada habis aku berbagi dan bercerita. Entah mengapa setiap Ramadan selalu saja ada yang berbeda.

Waktu seolah terasa begitu indah. Kemesraan dengan Sang Pencipta dalam balutan ibadah telah menghapus rasa lapar dan dahaga.

Meskipun harus membagi tenaga karena mesti menjalankan kewajiban serta tanggung jawab lain, aku tetap bahagia. Semua itu karena aku mendefinisikan bekerja dan hobi menulis sebagai bagian dari ibadah Ramadan.

Seorang bijak pernah berkata, 

"Tulisan akan memanjangkan usia, karena disaat kita mati dia yang membuat jiwa tetap abadi." -KP-

Sebenarnya masih banyak lagi karya yang bisa membuat jiwa tetap abadi. Sebut saja lukisan, fotografi, seni rupa, kaligrafi, musik dan lagu.

Semua karya yang aku sebut diatas akan menjadi perantara keabadian manakala dibuat dengan cinta, emosi dan rasa.

Membahas soal lagu, mungkin sekarang sudah jutaan lagu diciptakan. Lagu pertama yang dibuat manusia sekitar 3000-4000 tahun silam adalah Himne Suriah dengan judul Hymn to Creation. Begitulah penuturan Trevor Homer dalam bukunya 'The Book of Origin'

Namun musikalitas tiap orang tentu berbeda-beda. Akhirnya dari sekian banyak lagu, biasanya kita hanya mampu benar-benar menikmati atau menyukai puluhan atau ratusan lagu saja.

Kebanyakan lagu yang kita suka cenderung menggambarkan isi hati, menafsirkan perasaan dan merepresentasikan pikiran. Itulah mengapa lagu yang sering kita dengar begitu kuat mempengaruhi kondisi mental dan emosional.

Tak bisa dibayangkan bagaimana dunia tanpa musik dan lagu. Jadi mari kita berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan pekerja seni musik yang telah mewarnai dunia dengan karya-karyanya.

Berikut ini aku bagikan lagu Ramadan favorit yang mungkin bisa jadi referensi untuk kamu dengarkan kawan.

Ramadan Tiba 

Lagu Ramadan Tiba diciptakan dan dilantunkan oleh musisi bernama lengkap Aunur Rofiq Lil Firdaus atau akrab disapa Opick. Lagu ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2008 sebagai bagian dari Album keempatnya bertajuk 'Cahaya Hati'.

Meskipun sudah 13 tahun yang lalu, namun lagu Ramadan Tiba sepertinya masih saja menjadi lagu favorit saat bulan Ramadan. Fakta juga menunjukkan bahwa sejak 2015 lagu ini diunggah di youtube, ternyata sudah ditonton sebanyak 16,6Juta kali.

Ini adalah salah satu karya yang aku sebut abadi. Mungkin di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya, lagu Ramadan Tiba akan terus dilantunkan.

Lirik lagu yang sederhana namun penuh makna universal ternyata mampu merasuk kedalam hati penikmatnya.

Bercerita tentang kegembiraan menyambut bulan suci Ramadan. Bulan penuh berkah dan ampunan dari Yang Maha Kuasa. Bulan istimewa yang penuh dengan pahala amal kebaikan.

Jadi mari kita menunaikan semua ibadah di bulan Ramadan dengan penuh suka cita.

Lagu Ramadan Tiba sebagai penanda fase pertama puasa Ramadan sebagai fase Rahmat. Allah Swt menunjukkan kasih sayang dan kedermawanan di 10 (sepuluh) hari pertama bulan Ramadan.

Sandaran Hati


Ada alasan tersendiri mengapa lagu Sandaran Hati aku masukkan ke dalam daftar lagu Ramadan. Sepintas memang lagu ciptaan musisi bernama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih dikenal dengan Noe Letto ini bukan lagu religi.

Biasanya lagu-lagu Ramadan kerap identik dengan nuansa religi yang kental. Namun kali ini aku masukkan unsur spriritualitas yang juga tak kalah pentingnya untuk kita mulai kenal dan pahami.

Perbedaan religi dengan spiritual lebih kepada kontekstual yang hendak dituju. Kalau religi berhubungan dengan unsur-unsur keagamaan atau kepercayaan. Sedangkan spiritualitas berkaitan dengan kondisi rohani dan jiwa yang terkoneksi dengan Sang Pencipta.

Menurutku lagu Sandaran Hati adalah lagu bertema spiritualitas. Menceritakan tentang bagaimana kondisi seorang manusia yang taat kepada Sang Pencipta.

Nah, di dalam momen Ramadan kali ini aku mengajak teman-teman semua untuk mulai mengenal serta memahami spiritualitas. 

Seperti pertanyaan apakah kita sudah benar-benar tunduk dan bersujud kepada NYA ataukah kita beribadah hanya karena takut masuk neraka?

Apakah kita telah sadar menunaikan ibadah puasa Ramadan atau jangan-jangan hanya menahan lapar dan dahaga saja?

Segudang pertanyaan akan muncul seketika tatkala jiwa dan rohani mulai diberikan level kesadaran sedikit lebih tinggi. Coba kita perhatikan penggalan lirik lagu Sandaran Hati berikut ini.

Dalam Hidupku,

Kesendirianku,

Teringat kuteringat (Berzikir)

Pada janjimu kuterikat (Syahadat)

Hanya sekejap kuberdiri (Salat)

Kulakukan sepenuh hati (Khusyuk)

Peduli kupeduli (Ibadah Wajib dan Sunah)

Siang dan Malam yang berganti (Waktu Beribadah)

Sedihku ini tak ada arti

Jika kaulah Sandaran Hati (Allah Swt)

Kaulah Sandaran Hati (Allah Swt)

Begitulah alasan mengapa aku masukkan lagu Sandaran Hati sebagai lagu Ramadan. Lagu yang menajamkan spiritualitas kita. Silahkan dijadikan alternatif lagu untuk merenung dan berfetakompli bersama NYA. 

Akhirnya


Dan akhirnya di penghujung tulisan ini, aku referensikan satu lagu terakhir berjudul 'Akhirnya' ciptaan musisi Deddy Dukun dan Youngki Soewarno.

Lagu ini sudah sangat terkenal sejak tahun 80-an yang dipopulerkan oleh Odhie Agam. Kemudian dinyanyikan kembali oleh grup band Gigi pada tahun 2002. 

Liriknya yang begitu dalam hingga menyentuh nurani mampu menyihir siapa saja yang mendengarnya untuk selalu mengingat Allah Swt.

Sebagian besar lagu ini bercerita tentang pertobatan insan manusia yang telah lalai dan jauh dari NYA. Allah Swt Maha mengampuni kepada siapa saja yang mau bertobat dengan tobat yang sesungguhnya.

Lagu 'Akhirnya' sebagai penanda fase maghfirah (10 hari kedua) dan min an-nar (10 hari ketiga). Allah Swt membuka pintu seluas-luasnya kepada sekalian umat yang hendak bertobat memohon ampun. Dan baginya maka akan dijauhkan dari siksa api neraka (Inshaa Allah).

"Sang Pencipta itu Maha Baik, manusia saja yang salah dalam berprasangka." The Architect

-AP-

#Tulisan ini diikutsertakan dalam blog competition samber thr 2021 dari thrkompasiana.

#Tulisan ini merupakan tulisan samber 2021 hari 9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun