Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Toxic Relationship dalam Balutan "Bucin"

22 November 2020   00:31 Diperbarui: 23 November 2020   02:53 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toxic relationship (Sumber: Spice4Life)

Kejadian serupa tidak sekali ini saja dialami oleh Andhika. Setiap hari dia harus menuruti semua yang diminta Fala seperti antar jemput sekolah hingga hal-hal negatif misalnya bolos lalu jalan-jalan ke mal.

Jika ada di antara kamu yang mengalami kejadian serupa, oke fix kamu adalah "bucin" (hihi...). 

Dalam kamus gaul, "bucin" adalah singkatan dari "Budak Cinta". Oh wow... ungkapan yang sangat mak jleb apalagi buat kalian para pria.

Memang selama kita sekolah dari SD hingga kuliah tidak pernah diajari bagaimana cara menjalin hubungan yang sehat.

Alih-alih soal relationship, kita lebih banyak dicekoki pelajaran seperti matematika, kimia, biologi, bahasa, sejarah hingga fisika. Tidak ada pelajaran khusus tentang kehidupan sosial dan interaksi antarmanusia.

Kondisi itu diperparah dengan minimnya pendidikan seksualitas dari orangtua dan keluarga yang sebagian besar menganggapnya tabu untuk dibicarakan. Limitasi ini membuat kita belajar relationship secara autodidak dengan skill seadanya dan sumber sekenanya. 

Biasanya kita dapat referensi hanya dari film, buku, majalah dan internet yang seringkali nggak jelas sumbernya dari mana. Atau bisa juga dari teman yang mungkin wawasannya kurang cukup untuk memberikan nasihat. 

Kita lebih banyak disuguhi kisah-kisah romansa yang terlihat sempurna dengan kecenderungan "mengobjektifkan" pasangan selayaknya barang.

Kultur kita tentang cinta tidak melihat pasangan sebagai support emosional yang setara melainkan seperti aset dengan rasa kepemilikan seutuhnya. 

Ini yang menjadi cikal bakal hubungan kamu tidak sehat. Ingat yaa... pasangan kamu itu manusia bukan barang yang bisa diperjual belikan jadi prinsipnya nggak bisa dimiliki. Itulah pondasi mindset utama dalam sebuah hubungan.

Salah satu masalah yang saat ini sering dihadapi oleh banyak pasangan adalah toxic relationship. Istilah itu muncul jika kamu mengalami suatu kondisi di mana hubungan yang kamu bangun bersama pasangan bukannya membawa kebahagiaan, tetapi justru perasaan negatif, sedih, terjebak dan kesal yang mendominasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun