Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tidak Ada yang Salah dengan Sarungan

10 Januari 2017   18:24 Diperbarui: 10 Januari 2017   22:22 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tribunenews

Tidak ada yang salah dengan sarungan kecuali sarung tangan dipakai di kaki. Itulah komentar awak di facebook menangapi ketika Bapak Presiden Republik Indonesia mengenakan sarung sewaktu akan naik ke Pesawat RI One. Tanggapan tersebut mendapat apresiasi positif dari teman teman. Ibu Iis Aisyah nampaknya lebih suka dengan pola koment yang tidak mendiskritkan sarung. Demikan pula teman gaek awak dari Aceh Bapak Syukri Muhammad Syukri memberikan jempol atas komentar cerdas bin cadas.

Awakpun dengan senang hati menjelaskan bahwa komentar tersebut di lihat dari pendekatan budaya. Itulah sebanya posting ini ditayangkan guna lebih memberikan warna budaya ketimbang isu politik yang enggak jelas juntrungan nya. Pak Jokowi memang orang hebat dilihat dari pola bahasa tubuh di kehidupan keseharian.  Apapun yang dikenakan Presiden ke-7 itu selalu saja menjadi perbincangan ramai di media sosial. Tidak seperti Kepala Negara sebelumnya, SBY misalnya, jarang sekali terjadi pembahasan panjang terkait busana yang dikenakan Beliau selama 10 tahun menjabat.

Inilah kelebihan Jokowi. Entah bermaksud pencitraan seperti yang katakan banyak orang, entah pula karena memang demikianlah tabiat Pak Jokowi. Sensasi itu selalu mencuat ke permukaan dalam skala nasional. Artinya apapun yang dilakukan Jokowi baik dilihat dari pakaian, tindakan atau kebijakan selalu saja menjadi pembicaraan hangat masyarakat. Awak termasuk komunitas terheran-heran. Artinya celotehan masyarakat itu selalu terbagi dua, yaitu yang mencemooh dan yang memuji.

Hanya satu kesimpulan yang bisa ditelisik dari sisi budaya, Jokowi bukan orang aneh, justru hal hal baru yang dilakukan Pak Presiden mendapat perhatian itulah yang menjadi aneh. Sekali lagi orangnya tidak aneh tetapi apa yang dilakukan sebagai salah satu pekerjaan atau tindakan yang selama ini belum pernah dilakukan. Jelas ini perbuatan yang belum pernah dikerjakan nomor satu di negeri ini sebelumnya. Cobalah nanti kalau Pak Jokowi mengenakan kain sarung ketika menghadiri acara-acara lain untuk kedua, ketiga kali atau seterusnya maka sudah dapat dipastikan sarungan itu tidak akan menjadi pokok pembahasan nasional lagi.

Sesuatu aneh kerena belum pernah dilakukan, itulah ciri khas Jokowi yang mampu menembus dimensi kebiasaan menjadi sesuatu yang tidak biasa. Memang agak rumit juga memahami tindakan Jokowi. Siapa yang bisa disalahkan. Apakah karena Presiden sebelumnya tidak bersarung ketika melawat ke luar Jakarta naik pesawat terbang? Tentu tidak. Itu saja sih masalahnya. Inilah pendekatan budaya yang mungkin bisa mengeliminir komen plintiran yang beredar luas di media sosial.  

Dari catatan budaya yang bisa dijadikan referensi ketika Presiden baru saja disumpah serta merta mengenakan kemeja putih lengan panjang. Lengan kemeja digulung setengah tangan digunakan Jokowi sebagai pakaian dinas blusukan. Pada awalnya masyarakat menganggap aneh pakaian kerja Jokowi. Namun lambat laun ketika seragam itu dikenakan dalam keseharian dan diikuti oleh para Menteri maka semuanya kemudian menjadi biasa. Jadi rumus budaya yang tidak boleh dilupakan bahwa sesuatu itu aneh pada awalnya karena belum pernah dilakukan, namun ketika sesutu itu menjadi kebiasaan maka tidak ada lagi hal aneh.

Komentar lucu justru muncul di FB awak terkait masalah sarung di plesetkan dengan kondom, ahai kita jadi ingat penyuluhan Program Keluarga Berencana yaitu ketika penyuluh mengajarkan warga bagaimana cara menggunakan kondom. Begitu juga ketika sarung tangan dipakai di kaki. Malah sarung digadang-gadangkan dengan kosa kata di kamus Bahasa Indonesia yang berujung sarung. Lihat saja permasalahan menjadi rumit ketika dikait-kaitkan dengan karung, burung, tarung, murung dan urung 

Tapi sudahlan jangan diperpanjang lagi. Pak Jokowi akan terus mengeluarkan jurus-jurus baru yang dalam bahasa modern disebut style, style yang tidak akan pernah dipikirkan masyarakat. Perilaku seperti ini juga terjadi ketika Presiden hanya mengenakan jaket sewaktu muncul di TV setelah menghilang sejenak pada acara aksi bela Islam ke-2 yang dikenal 411. Demikian pula soal payung yang beliau pegang sendiri ketika kehujanan pada 212 menjadi viral di twitter.

Itulah Presiden kita yang suka atau tidak suka, aneh tidak aneh akan selalu menjadi trending topic di medsos nusantara dan juga internasional.

Mau apalagi.
Salamsalaman.
#bukan hoax
#sarung
TD

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun