Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sajadah Baru

5 Oktober 2016   21:06 Diperbarui: 6 Oktober 2016   01:52 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Tempat Bersujud

Sajadah sesungguhnya tempat bersujud ketika menghambakan diri ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Disanalah dahi dibenamkan ketikasewaktu  menyerahkan diri sepenuh hati  atas kelemahan diri di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sejatinya sajadah hanyalah salah satu makhluk benda mati, dia tehampar luas di Masjid, Mushola dan di rumah atau dimana saja tempat umat Islam Shalat. 

Sajadah (dalam Arab, sajjāda atau musallah, dalam Persia:  Janamaz) adalah alat yang terbuat dari kain yang biasanya memiliki gambar dan corak bernafaskan Islam. Sajadah digunakan kaum Muslim untuk menjaga agar tetap terjaga kebersihannya ketika melaksanakan salat. Sajadah pada umumnya memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengkover seluruh bagian tubuh ketika melakukan sujud agar tetap bersih selama salat. Ukuran sajadah pada umumnya 0.91 m × 1.5 m atau 1.2 m × 1.8 m.

Sajadah Masjid Jami An Nur kini telah berganti dengan yang baru.  Sebenarnya sajadah lama masih layak pakai namun seorang hamba Allah telah mengirimka 4 rol sajadah di akhir bulan September 2016.   Sajadah ber merek alnazam tebal sekali berwarna merah. 1 rol panjangnya 6 meter jadi masjid Jami An Nur memiliki  lebar di bagian dalam 12 meter pas lah untuk 1 syaf shalat.

Melihat sajadah baru yang empuk itu dan nyaman , jamaah bertanya tanya di mana bisa membeli sajadah lagi.  Pasalnya Masjid jami An Nur memiliki 10 syaf di bagian dalam.  Masih diperlukan 7 syaf sajadah lagi atau 14 rol ukuran karpet. Kenapa 9 syaf, berkurang satu syaf.  Jawabannya karena sajadah baru itu lebih tinggi 10 cm dari sajadah lama.

Memang selama ini bagi jamaah yang memiliki tinggi badan di atas 170 cm agak repot juga ketika sujud.  Oleh karena itu pilihan yang sangat tepat memilih sajadah yang berukuran tinggi 120 cm.  jadi terasa nyaman dan terkesan tidak berdesakan mengingat diantara sajadah itu tidak ada lagi pembatas seperti sajadah lama.


Belum satu minggu sejak kehadiran 2 syaf sajadah baru, para jamaah berlomba mewakafkan hartanya untuk memenuhi seluruh ruang bagian dalam masjid.  Alhamdulillah  Haji Pudjo selaku bendahara melaporkan bahwa dana sudah tersedia untuk membeli 14 rol sajadah.  Berangkatlah kami menuju toko karpet Victory di jalan jatinegara Barat Kampung Melayu jakarta Timur. 

Transaksi selesai , stock sajadah merek al namaz tersedia banyak.  Ustazd Fadhil Nampak berseri mukanya membayangkan seluruh ruang dalam masjid di penuhi oleh sajadah supoer empuk.  Setelah tiba di masjid segera sajadah baru di hamparkan.  Berhubung didalam masjid terdapat 4 buah tiang maka perlu dilakukan penyesuaian letak sajadah.

Memakmurkan baitullah

Syaf 3 dan 4 perlu di gunting dibagian tengah agar d=sajadah bisa ditempatkan dan diletakkan sesuai kondisi tinga tinga tersebut.  Semangat jamaah menerima sajadah baru sungguh sangat hebat, Insha Allah dana segera terkumpul untuk membaiyai pengadaan tempat bersujud tersebut.

Inilah salah satu upaya dalam memakmurkan masjid seperti yang di tulis di Buku Magnet Baitullah.  Masjid harus indah dan nyaman, dalam upaya memberikan kenikmatan beribadah bagi para jamaah.  Paling tidak lutut jamaah terutama yang sudah sepuh akan terasa nyaman ketika sujud di sajadah nan empuk itu.  Ibu ibu yang mendapat lokasi sholat khusus dibatasi dengan pembatas warna hijau pun akan merasakan betapa nikmatnya ibadah di Masjid Jami An Nur yang terletak di Komplek Polri Polsek Ciracas Jakarta Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun