Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kantong Tebal Hati Kosong atau Hati Penuh Kantong Kosong?

29 April 2016   10:29 Diperbarui: 29 April 2016   11:30 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Abdillah seoran pegawai biasa. Golongan 2 dikantor pemerintah. Pekerjaan mencatat surat masuk dan surat keuar serta mengantar surat dinas keberbagai instansi terkait..

Abdillah sudah bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) selama 10 Tahun. Istrinya dari kampong yang sama yaitu di Ambarawa, Keluarga ini memiliki 2 anak. Ansori putra pertama berumur 7 tahun dan Muhainah putri berusia 4 tahun. Istri Abdillah Juhaini, ibu rumah tangga asli tidak punya side job selain mengurus rumah dan mendidik anak plus berdoa.

Sesuai dengan ajaran Ayahanda Abdillah maka dalam mengarungi hidup dan kehidupan didawamkan tentang totalitas dalam menjalankan ibadah. Bapak Dahbirin Ayahanda Abdillah seorang guru ngaji di mushollah kecil Ambarawa selalu mencontohkan bagaimana kehidupan sederhana membawa kebahagiaan.

Abdillah sesalu ingat petuah Bapak :: Abdillah ketika dikau menghadapi pilhan antara kantong kosong namun hati penuh dengan hati kosong tetapi kantong tebal, maka mana dikau pilih ?"

Abdillah termenung sejenak, apa maksud Ayanahda berkata demikian. Pilihan mana yang harus dipilih ? .

Petuah itu terngiang kembali ketika dia mendapatkan tawaran menarik dari seseorang kawan se kampong. Tawaran menarik karena mendapatkan penghasilan yang sangat besar di banding dengan gaji PNS golongan dua.

Bukan sekedar tawaran biasa. Si teman tahu benar akan kejujuran Abdillah. dalam menjalankan tugas sebagai kuririsurat, Abdillah sangat bertanggung jawab. semua surat dinas dari kantornya di sampaikan ke alamat tepat waktu plus tanda terima.

Mengetahui kejujuran Abdillah, Jahor temannya sekampong itu menwarkan pekerjaan yang tidak jauh berbeda dengan professi kurir.

" temanku aAbdillah, kau akan mendapatkan penghasil besar sedangkan pekerjaan kamu tidak  terganggu, ini kerja sambilan namun bisa menambah penghasilan keluarga."

"Terima kasih jahor, barang apa yang harus saya bawa dan kemana saya harus sampaikan" Abdillah penasaran dengan tawaran menggiurkan, apalagi pkerjaan itu tidak jauh dengan keahliannya antar mengantar surat.

“Begini Abdillah, di kau ditugaskan mengantar barang ini kesatu tempat, tetapi tidak usyah repot repot meminta tanda terima, pokoknya barang sampai tugasmu selesai "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun