Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tes Kades: Pidato Tanpa Teks

21 Juli 2020   14:59 Diperbarui: 21 Juli 2020   19:11 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari H jam J pemungutan suara lapangan Desa sudah penuh. Hari masih pagi, udara cerah, awan hijau kebiru-biruan.  Angin semilir menghembus rindangan pohon beringin membantu kesejukan suasana.   

Ketua KPU Mas Koplono berpidato di podium yang sdah disiapkan. 

" sodara saudari pemilik suara, sesuai arahan Mbah Jokorwo sebelum menggunakan hak pilih mari kita dengarkan sejenak pidato calon kades"

Warga tersenyum, patuh dan taat serta sabar menunggu.  Toh ada hiburan mendengar pidato singkat calon pemimpin . Perkiraan warga pasangan kembar pasti mantab bersebab seniman memang sering manggung.  Jadi tidak masalah berbicara didepan umum.  Pasti lancar tidak gugup.  Anggap saja sedang lakonan drama satu babak.

Sedangkan pasangan suami istri diperkirakan tergagap.  Mereka saudagar  desa. Belum pernah pidato.  Apalagi tanpa teks. Kamus bahasa atau perbendaharaan kata cuma "murah, bagus , bisa kredit, ayo tinggal sedikit" maklum dalam transaksi jual beli itulah kosa kata saudagar, tidak ada kata lain.  

Bagi cakades 1 inilah ujian terberat.  Tim sukses juga tampak gelisah, berupaya semalaman melatih pidato pakai teks.  Teks dibaca berulang ulang, kemudian di hapal.  Singkat saja jangan lama lama yang penting ucapkan salam dan jangan lupa pilihlah saya.. Waduh, kenapa seh pakai test pidato segala.  Padahal peluang kita sebelumnya sangat besar untuk menang.


Mbah Jokorwo seperti biasa berpakaian hitam hitam termasuk selebetan kepala.   Beliau disediakan tempat duduk di bawah tenda depan podium bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan si engkoh satu satunya warga keturunan cina desa solu. Para tokoh, diminta menjadi juri atau paling tidak dilihat dari tepuk tangan kepada siapa di berikan.

Warga sudah tidak sabar menunggu.  Sikembar sesuai undian tampil pertama.  Pasangan ini tampil mengenakan seragam Nakula Sadewa seperti pewayangan Pandawa Lima. Pidato Gading bergantiian Gadang sangat lancar santun, berpuisi dan berpantun.  Mbah Jokorwo tampak tersenyum. Rakyat berteriak histeris khususnya mbak mbak muda belia.  Perlu di ketahui pemuda kembar memang masih jomblo. 

Ketika giliran Pasangan suami istri naik ke podium semua rakyat terdiam, terkesima. Rakyat terpesona menyaksikan kegantengan Kang Purwo dan kecantikan Mbak Syantirah. 

Namun apa yang terjadi.  ........

Salamsalaman

BHP, 21 Juli 2020

TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun