Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisakah Mudik Tanpa Virus Corona

28 Maret 2020   20:10 Diperbarui: 28 Maret 2020   20:36 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Jawa Utara ialah Lampung
  • Berenang dekat sembari ngapung
  • Jangan dulu mudik kekampung
  • Agar korona tidak mengepung

Penyebaran progresif virus korona keseluruh wilayah nusantara harus dikendalikan. Resiko penyebaran tesebut semakin masif  siiring waktu mendekati lebaran. Prosesi budaya mudik rakyat Indonesia adalah ritual rutinitas dilakukan bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri..

Perihal mudik vc virus corona menjadi persoalan tersendiri yang wajib ditangani pemerintah secara komprehensif. Banyak variabel yang berkaitan dengan prosesi mudik yang kini ditambah variabel pandemik global corona.  Tidak bisa dipungkiri masalah kesehatan dan keselamatan jiwa bersama sangat bergantung bagaimana upaya bersama memutus rantai penyebaran.

Sementara itu beberapa komunitas warga sudah terlanjur pulang kampung halaman.  Alasan logis bisa diterima akal sehat yaitu penghasilan harian semakin kurang bertambah lagi tradisi munggahan sebelum masuk bulan puasa.  Tampaknya masalah penghasilan lebih mendominant bersebab kegiatan ekonomi di kota besar misalnya Jakarta akhir akhir ini semakin sulit.

Sementara itu tercatat hari ini Sabtu 28 Maret 2020 warga positif corona 1.155 pasien. Sembuh 59 orang dan meninggal 102 warga. Peningkatan jumlah warga positif corona setiapa hari semakin eningkat rata rata 100 orang.  Sulit di prediksi apakah angka ini akan terus bertambah atau berkurang di minggu  minggu kedepan.

Permasalahan inti sebenarnya adalah penularan itu masing berlangsung.  Warga masih belum menyadari sepeuhnya bahwa penularan itu adalah antar manusia. Berbeda dengan Demam Berdarah atau Flu Burung justru jelas sumber penularan.  Justru convid 19  sulit mendeteksi  warga karena tidak paham siapa diantara mereka  yang membawa virus corona.  

  • Kembang sepatu sedang berbunga 
  • Tumbuh serumpun didepan rumah
    Kita bersatu lawan corona
    Tidak berkerumun tetap dirumah

Seperti diberitakan Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pemerintah untuk Penangan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat tak melakukan perjalanan jauh, seperti mudik, di tengah wabah Corona saat ini. Dia mengingatkan, risiko terinfeksi virus Corona lebih besar ketika masyarakat nekat bepergian.

"Tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu bepergian jauh, tidak perlu kemudian bepergian bersama keluarga menuju tempat lain yang jauh. Risiko akan sangat besar terkait hal itu," ucap Yuri, Jakarta, Jumat (27/3/2020).

Dia mencontohkan ketika bepergian menggunakan mobil dengan jarak antarpenumpang kurang dari dua meter. Risiko penularan penyakit akibat Corona bakal meningkat.

"Ini memberikan risiko yang berlipat ganda," tegasnya.            

Apabila kita melihat distribusi warga positif convig 19 berdasarkan Provinsi ternyata Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan data pasien terbanyak.  Arus muudik justru dari kota besar tersebut terutama dari Ibu Kota.  Dengan demikian resiko tertular atau membawa virus ketika mudik kekampung halaman tak terhindarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun