Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Hijrah: Gantung Raket

1 Oktober 2017   19:18 Diperbarui: 1 Oktober 2017   19:44 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahad 24 September 2017 awak olahraga  pagi jalan kaki di sekeliling Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP)  kawasan Kampung Dukuh Jakarta Timur. Inilah pola olahraga jalan kaki  untuk mengantikan permainan tennis lapangan yang telah di geluti selama  40 tahun. Rasanya tidak nyaman lagi olahraga penuh tantangan (adrenalin)  untuk usia 65 tahun. Kelenturan dan reflek tubuh tua sudah mulai menurun sehingga  agak sulit mengontrol gerakan memukul bola. Satu hal lagi bermain tennis lapangan ada suasana adu laga dimana para pemain otomatis terpengaruh nafsu ingin selalu menang.  Oleh karena itu hijrah dari tennis ke jalan kaki awak putuskan  mulai 1 M uharram 1439 Hijriah bersamaan dengan 21 September 2017.

Salah  satu atau salah dua sampai lima ada kelebihan olahraga jalan kaki di  banding tennis seperti terbukanya kesempatan mengamati lingkungan di setiap pada route pejalan kaki. Selain itu awak bisa bertegur sapa dengan  sesama penggiat jalan kaki apakah itu tetangga atau siapa saja dia yang  penting semakin semangat sampai badan berkeringat. Cukup 45 menit  berjalan setelah melakukan warming up dan diakhir dengan calling down.  Terasa nikmat luar biasa ketika kaos basah oleh peluh sebagai indicator  olahraga hari itu telah mencapai zona latihan (exercises zone) 

Terbukanya  peluang mengamati hidup dan kehidupan para pejalan kaki dan apapun  peristiwa yang terjadi sesungguhnya inspirasi untuk menulis. Contohnya  dalam 2 hari berjalan kaki awak menemukan atau dalam artian tepatnya  mendapatkan inspirasi menulis. Tulisan itu dirangkum dalam topic Today  Story yang nantinya akan terus mengalir dengan satu keyakinan setiap  berolahraga jalan kaki selalu saja ditemukan bahan untuk dijadikan  artikel demi artikel. Alhamdulillah. 

Salah sangka

Ini dia salah satu hikmah jalan kaki. Ketika  olah raga jalan kaki memasuki putaran ke 4 di depan terlihat seorang  anak muda sedang mengasuh 3 ekor anjing. Dari jarak sekitar 7 meter awak  menyaksikan seekor anjing merendahkan bokong ditengah tengah jalan. Ech  ternyata buang hajat alias Beol. Uhf seketika timbul pikiran, kotor  deh jalanan ada tahi anjing. 

Sialan juga tuh anak muda  membiarkan anjing buang air besar (BAB) di tengah jalan yang sudah  bersih, tadi baru saja di sapu Pak Denny. Itulah pikiran awak dan segera  ingin bertindak menegur si pengasuh doggie.  Belum juga awak  mendekati mereka, tiba tiba anak muda mengeluarkan sebuah kantong  plastik warna putih dari saku. Dia menunduk kemudian mengambil tahi  (kotoran) anjing tersebut. Great. Waduh, awak terkesima dan malu hati.  Syak wasangka didikan syetan itu seketika lenyap. Berganti dengan  permintaan maaf kepada diri sendiri dan terima kasih malaikat yang  menahan awak tidak berang.

Ternyata anak muda ini luar biasa cukup  bertanggung jawab. Kantong plastik berisi kotoran anjing dia tenteng  sehingga tidak menimbulkan kotoran yang bisa jadi merepotkan warga  sekitar dan pejalan kaki.   Bisa jadi  plastik putih berisi kotoran anjing  dibawa pulang kemudian di masukkan ke toilet keluarga. Thats today story. Awak yakin para pencinta anjing mempunyai standard operasional procedure (SOP) berskala internasional terkait  mekanisme kebersihan lingkungan.

Ayiek Sendiri

Hikmah jalan jalan. Commuter  line menuju Bogor mulai sepi ketika melewati stasiun Citayem. Senin 25  September 2017 Pukul 16.30 kami naik dari stasiun Tanjung Barat. Kereta  api modern ini samgat penuh. Penumpang sangat berdesak maklum jam pulang  kerja.Alhamdulillah setelah Stasiun Citayem bisa mendapat tempat duduk,  demikian pula dengan penumpang lain.  Kini tidak ada lagi yang berdiri.  

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Pemilik hak cipta

Lega  rasanya bisa duduk nyaman bersenderan, hilang semua rasa penat. Cape  juga bergelatungan tadi selama 20 menit. Ketika penumpang sudah nyaman  duduk,  awak menyaksikan bukannya mereka menyender melepas lelah sembari  tiduran atau ngobrol sesama teman seperjalanan justru mereka asyiek  masyuk dengan handphone atau ponsel masing masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun