Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Sapardi Djoko Damono: Beli Buku Saya dan Jiplak

15 Januari 2017   17:05 Diperbarui: 20 Maret 2019   18:09 3186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada   

Baca seorang peserta Menulis Kreatif Bersama Pak Sapardi Djoko di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (14/1) sore kemarin, dan ia dihadiahi buku Bilang Begini Maksudnya Begitu karena hafal sepenggal puisi Sang Penyair. 

“Padahal penyairnya sendiri lupa,” goda Rida yang memusikalisasikan puisi “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” itu seraya menyerahkan buku kumpulan tulisan perihal berpuisi Bilang Begini Maksudnya Begitu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Acara yang dipadati pengunjung dan rata-rata muda – bandingkan dengan penyairnya yang Maret ini akan berulang tahun ke 77? –  seluruh tempat duduk bertrap tujuh di tempat bergengsi itu, penuh ger-geran. Guyon penyair DukamuAbadi ini, seperti seorang Bapak atau Eyang bahkan kepada anak-cucunya. Menurutnya, menulis puisi, yang selazimnya ndak perlu ribet-ribet, kata profesor Universitas Indonesia yang kerap mengutip penyair Chairil Anwar dan WS Rendra itu.

“Kalian tahu toh siapa Tarzan?” tanya penyair kurus bertopi yang bukunya Babad Batu ditabalkan sebagai buku terbaik oleh Majalah Tempo tahun ini.

Audience bengong.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
“Karena Tarzan tak pernah membaca puisi,” sambungnya dan kembali membuat suasana ger berkepanjangan. Modal menulis itu, katanya, ya membaca. Membaca sebanyak-banyaknya. 

Kiat menulis, terutama puisi, menurut Pak Sapardi – yang beberapa waktu lalu sakit dan saya jenguk di RS Fatmawati bersama Rahab Ganendra, Syifa Ann dan Tamita Wibisono  -- yakni dengan banyak membaca karya siapa saja. Chairil Anwar, WS Rendra, Goenawan Muhammad, Sutardji Calzoum Bachri atau bahkan syair-syair Paul Simon (pasangan Art Garfunkel) penyanyi atau troubador yang terkenal dengan lagu-lagunya yang nglangut.  Atau bahkan penyanyi yang baru memenangkan Nobel Sastra: Bob Dylan (terkenal dengan lagu Blowin in The Wind).

nobel-sastra-2016-587b4850e022bd190794f6a5.jpg
nobel-sastra-2016-587b4850e022bd190794f6a5.jpg
“Dia menang Nobel Sastra itu kan karena syairnya...!” tandas lelaki kelahiran Solo dan teman karib Pelukis Jeihan yang pertama kali menerbitkan buku kumpulan puisinya, karena sama-sama dari Solo? Hehehe.

Kiat menulis yang ditawarkan Pak Sapardi seperti entengan dan diucapkan dengan guyon. Ia yang tampil sendirian, dan kerap muncul bahasa Jawa, kerap lupa dan menanyakan kepada Rida. Juga ia sama sekali tidak mendedahkan secara runtut A-Z bagaimana menulis puisi. Sebab, waktunya terbatas. Bisa disebut, ini semacam kuliah umum yang dihadiri oleh pecinta sastra, puisi khususnya.

Setelah menyarankan membacai banyak karya sastra, “Maka beli saja semua buku saya! Harus beli, ya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun