Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sedih di Hari Minggu Pagi

11 Maret 2018   06:57 Diperbarui: 11 Maret 2018   09:22 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. avemariagyrenes.com

Cerita Minggu Pagi 68

Sendiri di rumah. Gerimis menetes-netes. Masih. Aku ingin menghitung berapa ribuan jarum  air luruh membentuk labirin pagi sekira belum saatnya melihat matahari jika hari terang.

"Aku jalan, ya," pintanya setengah pamit.

Aku mengangguk.

"Tak apa ditinggal sendirian?"

Aku menghela nafas panjang sebisa kuhirup udara sejuk pagi ini. Aku duduk di beranda, menyeruput teh panas dengan gula batu. Pohon mangga besar di depan rumah tak bergeming hanya ditiban gerimis.

Dan ia benar-benar meninggalkanku. Untuk sebuah acara pada hari libur mestinya bisa dijalankan berdua. Tidak benar berdua sesungguhnya. Setidaknya aku dengan kegiatanku, dan ia memasak sayur asem dengan sambal terasi dibiarkan di cobek lalu dipenyetnya tempe rebus. Sementara ikan asin menjadi menu andalan.

Hingga matahari meninggi, aku masih duduk diam di bangku kayu panjang. Lumayan menghangatkan badan kalau mau sekadar berjemur. Namun matahari tidak normal betul. Kadang redup dengan sendirinya di balik awan.

"Kamu masih sendirian, 'Yang?"

Aku tersenyum. Aku membalas sebisanya.

"Ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun