Cerita Minggu Pagi 60
Tak ada yang berubah dengan halaman rumah. Pohon mangga tetap berdiri dengan batangnya yang besar. Daun-daunnya berserak pada pagi hari, dan kusapu dengan biasa. Sesekali menjawab sapaan orang-orang lewat, yang kenal maupun yang tak mengenal karena basa-basi melewati saya yang kadang membungkuk mengutip langsung daun mangga yang sulit disapu ujung lidi.
Ketika sisa daun mangga yang akan kukutip, sebuah suara menyapa dengan halus.
"Selamat pagi, selamat tahun baru, Bos."
Aku menoleh, dan dibarengi senyuman.
"Eh, Dik Kus ....Sampeyan yang bos lah."
Dia tertawa.
"Aduuuuh, jangan panggil begitulah."
Aku tertawa kecil ditepuk-tepuk pundakku olehnya. Lalu kami berbincang, setelah aku menampung sampah daun-daun mangga ke bak sampah persis di bawah pohon tua itu.
Perbincangan menjurus serius setelah ia mengungkapkan akan berpisah dengan istrinya.
"Jangan menurutinya. Itu boleh jadi godaan setan, Dik Kus."