Mohon tunggu...
Thalita Umaveda Al Hayya
Thalita Umaveda Al Hayya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030053

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tentang Lapen, Minuman Beralkohol Asal Yogyakarta

5 Maret 2021   07:30 Diperbarui: 5 Maret 2021   07:41 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: nasional.tempo.co

Lapen sendiri merupakan salah satu minuman yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Dimana lapen ini memiliki sifat yang lumayan keras dikarenakan terbuat dari minuman beralkohol yang kadarnya dapat mencapai 80 persen. Lapen ini biasanya dicampur dengan air biasa dan juga dicampur dengan perasa buah-buahan. Meski begitu, ada beberapa orang yang mengatakan jika terdapat pula lapen versi Jalan Solo, Yogyakarta yang memiliki racikan berbeda. Yakni dengan tambahan alkohol dengan kadar 90 persen, air putih, gula, bahkan obat tetes mata.

Lapen sebenarnya adalah singkatan dari kata 'langsung pening'. Sejarah awal dari terciptanya minuman bernama lapen ini ialah saat seorang tukang parkir yang bernama Bagyo yang bekerja di wilayah Sostrowijayan pada masa 90-an. Awalnya terdapat seorang tukang becak yang bernama Sucipto yang kala itu merupakan pedagang miras dengan racikannya yang berisi soda, obat sakit kepala, dan juga cairan pencuci piring. Sehingga miras yang dijual pun terhitung sangat murah waktu itu. Bagyo dan Sucipto adalah teman, sehingga Bagyo menyarankan nama lapen sebagai nama miras yang akan Sucipto jual.

Kemudian karena minuman lapen yang dijual Sucipto ini laris manis dengan jumlah peminat yang banyak, maka Sucipto memilih untuk berhenti menjadi tukang becak dan fokus untuk berjualan lapen. Tak hanya sampai disitu, ternyata Sucipto memiliki pesaing yang bernama Joko. Joko sendiri membuat racikan lapen dengan tambahan minuman berenergi, pil tidur, dan minuman bersoda. Namun pada akhirnya, Sucipto dan Joko ditemukan meninggal dunia diakibatkan oleh lapen yang mereka minum dengan racikan mereka sendiri. Keduanya meminum lapen tersebut untuk bertanding siapa racikan lapen yang dinilai paling kuat.

Di daerah Yogyakarta sendiri penjualan lapen temasuk ilegal karena memang tidak terdaftar di direktori produk makanan dan minuman pemerintah. Namun banyak para pedagang lapen yang bisa dibilang bebas berjualan, dan kedai lapen pun juga dapat beroperasi dengan aman. Namun dengan catatan harus rutin membayar pungli kepada mafia yang berkuasa di wilayah tersebut atau kepada polisi. Lapen ini diproduksi secara independen atau diproduksi oleh industri kecil (rumah tangga), tentunya dengan kandungan dan takaran yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan si pembuat lapen itu sendiri. Para pedagang lapen pun biasanya tidak memberikan kemasan khusus, alias hanya dijual dengan metode per liter dengan wadahnya yakni botol air mineral bekas ataupun kantong plastik. Sementara untuk harga per liternya dipatok mulai dari harga Rp. 7.000 sampai Rp. 20.000. Biiasanya para pedagang lapen ini tidak hanya menjual lapen saja di kedainya, namun 'dibantu' dengan dagangan lainnya seperti gorengan, camilan, dan sebagainya.

Lapen murni atau lapen tanpa campuran biasanya hanya terdiri dari alkohol murni (konsumsi)  dan madu. Namun ada beberapa produsen yang saat ini menambahkannya dengan ethanol, beberapa orang mengatakan jika racikan ini dinilai lebih segar. Adapun lapen murni ini kerap disebut juga 'beningan' dengan warnanya yang hampir sama dengan teh yang sedikit kental. Sesuai dengan namanya, lapen yang merupakan salah satu jenis dari minuman beralkohol atau minuman keras, pastinya memiliki efek samping yang sangat berbahaya. Contohnya seperti:

Terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah

Dengan menegak lapen sekiranya tiga gelas atau bahkan lebih maka akan menimbulkan peningkatan risiko yang dapat mengembangkan hipertensi dalam jangka panjang. Hal-hal yang akan terjadi selanjutnya adalah peminum miras ini akan mengalami stroke, serangan jantung, bahkan gagal jantung kongestif. Selain itu juga akan membuat melemahnya otot-otot jantung, yang dapat berpengaruh pada organ lain seperti otak, hati, paru-paru, dan lainnya.

Gangguan otak dan saraf

Menurut sebuah penelitian, lapen atau minuman berakohol dapat mengangkibatkan otak menjadi menyusut atau semakin kecil. Akibatnya adalah fungsi otak akan menurun karena alkohol sendiri dapat mengganggu kinerja zat kimiawi pada otak yang seharusnya berfungsi sebagai pengaturan fungsi otak. Efek lainnya dari minuman beralkohol ini adalah kemampuan berpikir dan juga daya ingat pun akan terganggu.

Kematian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun