Mohon tunggu...
Thalia
Thalia Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya saat ini adalah mahasiswa semester 2 Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Literasi di Indonesia

15 Juni 2023   05:05 Diperbarui: 15 Juni 2023   05:27 3748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Literasi adalah hal yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk mengolah informasi melalui proses membaca dan menulis. Kemampuan literasi yang baik dapat membuat seseorang memperluas wawasan dan pengetahuannya. Selain itu, literasi juga dapat membantu seseorang untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, kemampuan literasi sangatlah ditekankan.

        Namun, menanamkan budaya literasi di Indonesia tidaklah mudah. Berdasarkan hasil survey Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menduduki posisi ke-62 dari 70 negara dalam tingkat literasi. Hal ini membuat Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan tingkat literasi paling rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yaitu hanya 0,001%. Artinya, hanya ada satu dari 1.000 orang di Indonesia yang rajin membaca.

        Rendahnya minat literasi di Indonesia bukanlah hal yang terjadi tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor pendukung, seperti sarana dan fasilitas pendidikan yang masih belum merata di Indonesia seperti perpustakaan-perpustakaan yang belum lengkap sehingga kurang mendukung proses pembelajaran dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk membaca juga masih sangat rendah. Masyarakat Indonesia belum memiliki kebiasaan membaca untuk mengisi waktu. Selain itu, program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diadakan pemerintah untuk menerapkan waktu literasi di sekolah juga tidak berjalan secara optimal. Waktu yang digunakan untuk literasi tidaklah maksimal dan penerapan kebijakan ini juga belum merata.

        Rendahnya literasi yang ada di Indonesia dapat menimbulkan permasalahan, terutama di era digital saat ini. Rendahnya minat literasi yang ada dapat menghambat kemampuan masyarakat dalam memproses perkembangan teknologi informasi di dunia. Hal ini dapat menyebabkan Indonesia menjadi negara yang tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. Ketertinggalan ini hanya akan menyebabkan kemunduran bagi negara Indonesia jika tingkat literasi masih terus memprihatinkan.

        Dengan demikian, dapat dilihat bahwa tingkat literasi masih menjadi permasalahan di Indonesia. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai literasi dan sarana prasarana yang masih belum memadai. Tingkat literasi sudah seharusnya menjadi hal yang diperhatikan dan menjadi tantangan yang harus kita selesaikan bersama. Sebagai mahasiswa, kita harus menjadi generasi penerus bangsa yang dapat menanamkan kebiasaan membaca mulai dari sekarang dan menjadi agen perubahan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan negara yang maju.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun