Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Amplop buat Ibu

30 Januari 2023   21:43 Diperbarui: 30 Januari 2023   22:01 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mertuanya melirik sambil tersenyum. Menggeleng perlahan. Pandangan matanya begitu lembut. Tak sedikit pun memperlihatkan roman yang sedih, kesal, atau apa pun lantaran rasa sakit yang tengah menderanya. Justru diamnya menggambarkan keteduhan dan ketenangan.

"Makanlah duluan. Kau pasti lelah. Mengurus anak, melayani suami, ditambah ngurus ibu seperti ini," Bu Milah berkata amat lirih. Senyumnya tak pernah hilang.

"Saya mau makan kalau ibu juga mau makan."

Ratih merajuk sambil duduk mendekat dan memegang tangan mertuanya. Diusapnya dengan penuh kasih jemari putih nan kurus itu.

"Nah, mulai lagi!" mertuanya melotot. Suaranya ketus. Tapi bibirnya terlihat jenaka.

"Biar kuambilkan ya, Bu,"


"Ambil juga untukmu. Biar kita makan bersama."

Tubuh renta itu beringsut perlahan. Meraih bantal di sampingnya. Lalu ditumpukkannya pada bantal yang digunakan untuk menyangga punggungnya. Kerut di wajahnya makin kentara. Gambaran dari perjuangan hidup, mengurus tiga anak lelaki yang menjadi yatim saat mereka masih kecil

Ratih tak menunggu jawaban. Ia beranjak menuju dapur dan mengambilkan makan untuk mertuanya. Juga untuknya sendiri. Mumpung ada angin baik.

Bu Milah menatap wajah Ratih, istri Didan, anak bungsunya. Lelahnya sudah terbayang. Tapi tak pernah ditampakkannya.

"Apa bulan ini Dandi ngasih amplop?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun