Mohon tunggu...
Tetikus Literasi
Tetikus Literasi Mohon Tunggu... -

Sebuah akun kolektif yang berisikan tulisan dari sekelompok Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta Angkatan 2016.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengabdian Luar Biasa di Sekolah Luar Biasa Panca Ulaka

5 November 2017   17:52 Diperbarui: 5 November 2017   20:46 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Siswa Sekolah Luar Biasa Panca Ulaka

Seorang kepala sekolah SLB yang bernama Ibu Samsi ini sudah mengabdi untuk mengajar di SLB Ulaka Panca selama 30 tahun, banyak hal yang memotivasi Ibu Samsi sebagai pengajar di SLB yang salah satunya adalah mencari pekerjaan. Ibu Samsi juga senang bekerja dibidang sosial. Selain itu Ibu Samsi adalah lulusan S1 PLB (Pendidikan Luar Biasa).

SLB Ulaka Panca ini adalah sekolah khusus Tunagrahita (keterbelakangan mental), tetapi di sana juga ada salah satu anak yang menderita Autisme (gangguan perkembangan saraf).

Sama seperti sekolah-sekolah lain, SLB Ulaka Panca ini mempunyai tingkatan seperti SD, SMP, dan SMA dan mempunyai tingkatan kelas 1, 2, dan 3. Selain itu SLB juga mempunyai kegiatan rutin yaitu olahraga pagi, menari, menjahit, dan mencuci motor. Kegiatan mencuci motor biasanya dilakukan saat menjelang jam berakhir sekolah dan dilakukan oleh laki-laki yang sudah dewasa .

Kesulitan yang didapat Ibu Samsi selama mengajar di SLB adalah cara mengatasi anak berkebutuhan khusus karena sangat berbeda dengan anak pada umumnya dan tidak selamanya mereka mengikuti kemauan kita, tidak jarang mereka melakukan hal seingin mereka. Salah satu pengalaman yang diambil oleh Ibu Samsi adalah bagaimana cara menyikapi orang tua murid karena setiap orang tua tidak sama, dan ada yang sulit mengerti anaknya.

Sebelumnya, banyak murid SLB Ulaka Panca yang dulunya bersekolah di sekolah umum, dengan alasan orang tua yang malu mempunyai anak berkebutuhan khusus dan memaksakan anaknya untuk belajar dan masuk di sekolah biasa, tetapi semua itu tidak bisa dipaksakan.

"Pada dasarnya setiap anak itu unik tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kita harus menuruti keinginan mereka dan jangan memaksakan apa yang mereka tidak ingin lakukan, karena nantinya anak itu pun akan tertekan dan berakhir marah. Kita juga harus mengerti mereka berbeda dengan anak lainnya," ujar Ibu Samsi dengan mata berkaca-kaca

Pengurus Serta Guru Yang Bekerja Dengan Hati
Pengurus Serta Guru Yang Bekerja Dengan Hati
Banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah normal mendapatkan perlakuan yang kurang baik, kurangnya pengertian terhadap anak membuat ia tidak nyaman.

Oleh sebab itu Ibu Samsi berharap untuk kedepannya tidak ada lagi anak-anak berkebutuahan khusus yang diolok-olok oleh anak-anak lain pada umumnya. Pada dasarnya manusia diciptakan sama oleh Tuhan.

Penulis : Ihsan

Reporter : Della

Editor : Alifia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun