Seorang guru diteladani karena kekuatan pribadi atau karisma melalui integritasnya, dan dihormati karena tindakannya, bukan karena status atau pangkatnya. Seorang guru yang ingin menularkan "karakternya" mampu mengambil inisiatif dalam perilaku. Bukan hanya memerintah tetapi mulai melakukan dari dirinya sendiriselanjutnya memastikan bahwa siswanya dapat mencontoh dan melaksanakan nilai-nilai yang dilakukannya.
Sebagaimana Inpres Nomor 1 Tahun 2010: Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai- nilai bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Pembelajaran efektif untuk pendidikan karakter khususnya di sekolah dasar bukan mengedepankan teori tetapi keteladanan terutama dari guru, sesuai dengan pepatah jawa "Guru, digugu lan ditiru".
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah dasar untuk menanamkan pendidikan karakter, antara lain:
1. Â Â Â Menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban) secara kontinyu dan terus menerus hingga K3 menjadi kebiasaan yang membudaya di sekolah. Bukan hanya menghafal ketika siswa dihadapkan pada konsep kebersihan, keindahan, dan ketertiban tetapi proses pembelajarannya lebih kepada praktik langsung dengan memperhatikan lingkungan sekitar kelas atau sekolah.
2. Â Â Â Guru membiasakan untuk mengelola kondisi kelas sebelum memulai pembelajaran. Mengkondisikan kelas dapat dilakukan dengan cara mengatur kesiapan belajar anak didik, mengamati ketertiban (kondisi/penampilan) anak didk, mengatur posisi dan ketertiban tempat duduk, mengecek kebersihan kelas, dan sebagainya.
3.    Guru berusaha untuk menjadi teladan  bagi siswa. Guru mampu memberi contoh nyata yang baik (uswatun hasanah) bagi siswa. Dengan demikian, yang diperoleh siswa tidak hanya materi pelajaran saja, tetapi juga mengedepankan akhlak, yang selanjutnya membangun mental manusia sebagai pembelajar.
4. Â Â Â Guru berusaha untuk menjadi sahabat dan teman curhat bagi siswanya. Efektifitas evalusai karakter siswa tidak hanya soal buku laporan perilaku siswa, melainkan mereka melakukan pendekatan dari hati ke hati.
5. Â Â Â Mengintegrasikan materi-materi pelajaran ke dalam kegiatan sehari-hari melalui keteladanan/contoh, kegiatan spontan/teguran, pengkondisian lingkungan (penyediaan sarpras), kegiatan rutin (berbaris, berdoa,mengucapkan salam, dll).
6. Â Â Â Mengintegrasikan materi-materi pelajaran ke dalam kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter.
7. Â Â Â Menerapkan konsep pendidikan holistik berbasis karakter.Tujuannya adalah menyeimbangkan antara hati, otak, dan otot (pendidikan holistik) dengan harapan siswa menjadi anak yang berpikir kreatif, bertanggung jawab, dan mandiri (manusia holisik).
8.    Membuat design perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran yang bernuansa karakter. Perencanaan pembelajaran bernuansa karakter dapat dilakukan dengan pengintegrasian dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, dimana materi pembelajaran  yang berkaitan dengan norma  atau  nilai-nilai pada setiap mata pelajaran dikembangkan,  dieksplisitkan,  dan  dikaitkan  dengan  konteks  kehidupan  sehari-hari.Â