Seandainya punya Nissan Evalia, perjalanan antara Pasirkuda, Pagelaran --Kecamatan dimana sekolah tempat suami mengajar-- dan Sukanagara, Karang Tengah --tempat rumah orang tua kami berada-- tentu tidak akan sesusah dan serepot/beresiko seperti sekarang ini.
Sudah hampir delapan tahun suamiku mengajar sebagai tenaga guru honorer di daerah yang cukup terpencil. Tepatnya di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Pagelaran, sekitar 60 km jaraknya dari pusat kota Kabupaten Cianjur dan di SMPN 1 Pasirkuda, sekitar 75 km dari pusat kota Kabupaten Cianjur.
Padahal, orang tua serta semua sanak saudara suamiku berasal dan tinggal di daerah Kecamatan Karang Tengah, wilayah Cianjur Kota. Sementara ibu dan keluarga saya berada di Sukanagara, sekitar 45 km dari kota Cianjur.
Kecintaan suami terhadap dunia pendidikan sangat dipertahankan dan ia benar-benar betah mengajar meski hasil yang ia dapat sebagai tenaga pengajar/guru tidak tetap (GTT) di daerah pinggir itu tak mencukupi kebutuhan hidup selama satu bulan di sana.
Selama hampir delapan tahun itulah, meski jarak tempuh antara Karang Tengah-Pagelaran cukup jauh --sekitar 2 jam memakai sepeda motor-- ditambah kondisi jalan yang tidak bagus namun paling tidak --dulu sebelum menikah-- setiap akhir bulan suamiku selalu menyempatkan diri pulang, untuk sekadar bersilaturahmi menjumpai orang tua serta saudara-saudara di kota.
Setelah menikah, silaturahmi mengunjungi keluarga di kota Cianjur dan Kecamatan Sukanagara semakin kerap. Tidak harus menunggu akhir bulan, melainkan kapan saja terlebih saat suami ada acara yang berkaitan dengan dunia pendidikan, guru dan seputarnya di luar kota Cianjur. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Sekalian ke luar kota ikut seminar pendidikan atau acara lain yang berkaitan dengan dunia pendidikan, pulangnya mampir sambil bersilaturahmi dengan orang tua dan saudara-saudara.
Senang saja rasanya selama ini berdua bepergian mengendarai sepeda motor cicilan itu. Karena untuk naik kendaraan umum bagi suamiku tentu saja harus berpikir berpuluh-puluh kali. Apalagi jika berdua denganku.
Masalahnya selain waktu (angkutan umum ke Pasirkuda dan Pagelaran sangat terbatas), juga yang sangat kami pertimbangkan adalah ya ongkosnya itu. Satu kali jalan, ongkos normal angkutan umum untuk satu orang dari Pagelaran ke Cianjur Kota sebesar Rp. 25.000. Jika berdua sudah lima puluh ribu. Pulang pergi berdua ongkos saja sudah habis Rp. 100.000. Jika mendekati lebaran, ongkos terkadang naik sampai 50%! Padahal, penghasilan dari mengajar honor per bulan suamiku itu tak sampai dua kali lipat ongkos pulang pergi berdua harga normal!
Sementara menggunakan sepeda motor, untuk pulang-pergi cukup mengeluarkan biaya bensin saja. Meski resikonya badan sering masuk angin, kurang tidur dan tidak enak badan karena cuaca. Badan rasanya remuk duduk berjam di atas sadel dengan kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang. Tak jarang Senin hari pertama mengajar suamiku berangkat dengan kondisi badan tidak vit karena hari minggunya kami pulang dari rumah mertua terkena hujan dan angin dalam perjalanan.
Apa yang kami alami selama ini mungkin tak akan terjadi jika kami pulang pergi menggunakan mobil Nissan Evalia milik sendiri. Walau cuaca buruk kami akan tetap aman dan nyaman melakukan perjalanan siang maupun malam. Terlebih tahun depan insya Allah kami punya si kecil, pastinya lebih aman dan nyaman bepergian membawa anak.
Saat lebaran mertua dan keluarga pun bisa leluasa ikut pulang pergi main ke tempat kami yang tinggal di Pagelaran tanpa harus memikirkan bagaimana ongkos serta bagaimana kenyamanan dalam perjalanan ke daerah selatan saat membawa barang bawaan cukup banyak. Nissan Evalia tentu sudah tidak diragukan lagi dalam menjamin kenyamanan serta keamanan penumpangnya.
Semoga, bukan hanya harapan, Nissan Evalia bisa kami miliki. Amin...
Sukanagara, 16.22
25 Juli 2012
