Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Ngaladog, Nostalgia Masa Kecil Saat Ramadan

19 April 2021   23:55 Diperbarui: 23 April 2021   15:00 6427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan-jalan sore. (sumber: jacoblund via kompas.com)

Istilah ngaladog kalah populer dibanding ngabuburit. Dok pribadi
Istilah ngaladog kalah populer dibanding ngabuburit. Dok pribadi

Lodong terbuat dari bambu besar yang berongga. Ujungnya diberi lubang untuk diisi karbit dan air. Kalau dinyalakan api akan menimbulkan suara berdebum akibat dari tekanan gas karbit. Mirip senjata meriam gitulah, hehehe.

Permainan tradisional lodong ini kami lakukan kalau tidak pagi hari ya sore hari di tegalan atau tanah lapang. Tidak hanya anak kecil sepantaran saya saat itu saja yang suka main, tapi paman dan orang dewasa lainnya juga. Bahkan ayahnya Hendi suka ikut main juga.

Sekarang permainan lodong meski di kampung sudah jarang dimainkan. Lahan kosong semakin berkurang. Kalau main lodong dekat perumahan pasti banyak yang komplain karena suaranya yang dahsyat bisa mengganggu ketenangan warga.

Adu jangkrik

Meski anak perempuan, saya sering menang kalau bermain adu jangkrik atau kasir, pada masanya. Ketika anak lelaki mencari jangkrik saya bareng Hani dan adiknya Desti tidak mau kalah. 

Saat itu hanya rumah saya dan rumah Hani yang halamannya masih berupa kebun. Jadi masih mudah mencari jangkrik atau kasir di sana.

Sekarang di perkotaan mau mendengar suara jangkrik sudah sulit. Dok pribadi
Sekarang di perkotaan mau mendengar suara jangkrik sudah sulit. Dok pribadi

Cukup bawa golok, lalu gali tanah dimana diperkirakan sebagai sarang jangkrik. Setelah dapat jangkrik dimasukkan ke kaleng yang sudah diisi daun kering.

Ari dan anak laki-laki lainnya, biasanya mereka mencari jangkrik ke pemakaman di Gumuruh. Atau di tanah gundukan sepanjang sungai yang banyak ditumbuhi pohon-pohon. Mereka sering dapat banyak karena memang menemukan sarang jangkriknya.

Jangkrik yang bunyinya nyaring disebut jangkrik kalung, biasanya dipelihara untuk diadu atau tukaran dengan teman. Kalau kasir biasanya dijadikan mainan saja, kalau banyak bisa dijual untuk makanan ikan di akuarium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun