Mohon tunggu...
Cika Tesazabalia
Cika Tesazabalia Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja cika

Masih belajar, banyak kurangnya. Dibaca ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mendaki Mimpi

26 Desember 2020   18:46 Diperbarui: 26 Desember 2020   19:50 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanku dimulai sejak aku mengalami patah hati terbesar. Sejak saat itu aku sadar, aku harus mengubah beberapa hal yang ada dalam hidupku. Beberapa hal harus ditinggalkan, dikurangi dan bahkan dilupakan. Sangat berat untuk memulai semuanya dari awal, tidak mudah untuk kembali bangkit setelah ribuan kali terjatuh. Namun aku percaya, tidak ada yang tidak mungkin, segala hal akan menjadi nyata asalkan mau berdiri dan berusaha. Sedikit demi sedikit saja, tidak usah terburu-buru, mengalir layaknya air, berlayar layaknya kapal, asal punya tujuan semuanya bisa diwujudkan.

Setiap orang pernah gila pada mimpinya, pernah begitu ambis pada harapannya. Tapi aku tidak begitu, mimpiku sangat sederhana, aku hanya ingin tetap berdiri diatas ambang, tetap kokoh walaupun godaan badai datang menerjang. Kata ibu, investasi terbesar dalam hidup adalah mendaki, sebab mendaki adalah perjalanan paling panjang dikala puncak menanti. Setiap hari adalah pendakian, maka yang harus aku lakukan adalah terus bersabar-berjalan-perlahan-dan sampai. Ibu ku juga pernah bilang jangan pernah takut untuk sampai, mimpi itu perlu dikejar tidak untuk didiamkan. Jangan pernah terhenti, melihat kebawah, apalagi sampai masuk ke jurang. Teruslah berjalan jangan perdulikan setiap orang, jika sudah ada yang di puncak duluan tidak apa tidak usah berkecil hati, jadikan itu sebagai acuan untuk terus melangkah menuju puncak masa depan.

Aku tidak pernah kejam terhadap mimpiku, aku biarkan mimpiku bekerja di kepalaku. Biarkan hati menjadi langkah pertama sebagai pembentuk tekad paling kuat, kaki yang mampu diajak berjalan untuk mencapai tujuan-tujuan yang hilang, dan tangan yang siap merangkul dan menyambut cerahnya masa depan. Aku selalu memeluk mimpi-mimpiku setiap hari, karena aku takut aku tidak ada, jauh sebelum mimpiku terlaksana.

Setiap hari adalah tingkatan, setiap detik adalah berharga, dan setiap kesempatan tidak boleh disia-siakan. Hidup hanya sekali, sangat disayangkan jika tidak bermimpi. Tidak usah takut melangkah, kata ibu semuanya dimulai dari langkah paling kecil, terus injak gas tapi jangan lupa untuk mengerem agar kita tidak kecewa jika mimpi-mimpi yang kita harapkan menjadi tidak sesuai dengan kenyataan. Aku Lisa, pemimpi yang paling sempurna. Sejak kecil, aku selalu menuliskan mimpi-mipiku di dalam draft buku paling istimewa. Aku tuliskan satu persatu semakin besar semakin sadar bahwa setiap tahun mimpiku selalu berbeda. Entah kenapa rasanya bermimpi itu menyenangkan, membuat hati menjadi tenang walau kadang ketakutan selalu menghantui disetiap keadaan. Aku selalu takut mimpi-mimpiku akan pudar, menghilang, dan sulit untuk digenggam. Tapi kata ayah, aku tidak boleh pesimis karena pesimis membunuh gerak keberhasilan.

Membayangkan berada di puncak mimpi boleh-boleh saja tapi jangan terlalu lama karena semakin lama jika terus dibayangkan maka akan semakin terlena. Lagi-lagi ibu bilang bahwa mimpi harus diiringi dengan hoki dan timing yang pasti. Hoki saja tidak cukup, waktu yang tepat akan menjadi pelengkap sebagai cara paling ampuh untuk mendaki mimpi. Kata ayah, mimpi harus dimasukan kedalam list hidup yang perlu diperjuangkan, digali dengan penuh keberanian dan diwujudkan dengan penuh kesungguhan.

Mimpi terakhir yang aku tuliskan didalam draft buku mimpi yang paling istimewa adalah membangun panti untuk anak-anak sebagai rumah yang paling nyaman untuk mereka. Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana hidup mereka tanpa keluarga, tanpa ayah dan ibu sebagai motivasi yang paling utama. Aku tidak pernah tahu rasanya terjatuh disaat tidak ada siapa-siapa, tidak ada mata ayah yang menyinari, tidak ada peluk ibu yang menghangatkan, sangat kosong tidak ada yang menguatkan. Aku tidak tahu bagaimana hidup seorang diri, bertahan sendiri, dilimuti rasa sepi karna rindu terhadap ayah dan ibu. Aku ingin mewujudkan mimpi mereka semua. Aku ingin semua orang dan semua anak-anak mempunyai mimpi yang tinggi tidak peduli dengan keadaaan yang menyulitkan, peluang yang membingungkan, sekolah yang tidak bisa ditinggikan, aku ingin merubah itu semua. Aku ingin anak-anak yang lain bisa sepertiku menulis list mimpi dan mewujudkannya.

Kisah mimpiku dimulai sejak aku mendaftarkan diriku di salah satu perusahaan internasional di Jakarta. Sebuah harap yang terlalu besar bagiku bisa masuk dan diterima. Rasanya seperti tidak mungkin, tapi ayah dan ibu selalu memberiku semangat tiada henti. Sudah interview saja rasanya hebat. Tahap interview ini adalah bagian yang paling melegakkan setelah beberapa rangakaian tes masuk perusahaan aku lewati. Setiap hari aku selalu berdoa meminta agar keajaiban mimpiku segera datang. Sore itu pemberitahuan email masuk "tring" sangat takut sekali rasanya. Saat itu aku diberitahukan oleh direktur perusahaan bahwa aku gagal. Aku sedih dan sangat kecewa. Tapi tidak apa itu adalah hal yang sangat biasa, itu bagian dari batu loncatan yang harus aku tempuh sebelum akhirnya bisa sampai.

Setiap malam aku selalu memikirkan mimpi yang sama sekali belum bisa aku wujudkan. Esoknya, aku memasukan lagi beberapa lamaran ke perusahaan internasional lainnya. Tapi justru setelah itu aku jadi semakin tidak berharap. Namun berkat doa Ayah dan Ibu, aku akhirnya bisa diterima di salah satu perusahaan di bidang jasa yang bahkan tidak pernah aku duga sebelumnya. Aku bekerja, terus bekerja. Aku terus mengumpulkan uang dan terus menginvetasikannya.

*

Tahun 2009 adalah tahun yang sangat bersejarah dalam hidupku sebab di tahun ini aku berhasil mendirikan panti asuhan kecil-kecilan. Sudah diisi oleh 7 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Aku ingin panti yang aku dirikan bisa berkembang. Aku mencoba membuat proposal, setiap malam selalu aku perbaiki esoknya aku masukan ke perusahaan di bidang sosial. Aku ingin berbisnis untuk membuat perubahan bagi masyarakat dan lingkungan Aku ingin membantu dan mewujudkan ketidak mungkinan yang anak-anak rasakan, sebab jalan mereka masih panjang, masa depan mereka perlu diperjuangkan. Aku ingin panti asuhan yang aku dirikan mendapat dana sosial agar anak-anak bisa sepertiku, menggapai mimpi-mimpi yang selama ini tertahan, dengan memberikan banyak pelajaran dan kemampuan-kemampuan pengembangan diri dari para mentor yang hebat dan menginspirasi.

Aku temui setiap CEO namun tidak ada yang mau menerima proposalku. Aku sempat ingin menyerah pada mimpiku. Namun aku terus berjalan, karena jika aku diam mimpiku akan tertahan. Aku temui lagi CEO yang lainnya, namun sama saja aku ditolak bahkan proposalku sama sekali tidak dilihat. Seperti pukulan yang sangat berat untukku. Aku meminta teman-temanku untuk mencarikan perusahaan yang lainnya, aku coba lagi namun aku gagal lagi. Aku terus berusaha sekuat tenaga, aku pelajari lagi dan aku rombak ulang proposalku, aku ganti semuanya namun tujuanku tetap sama agar panti yang aku dirikan mendapat bantuan dana sosial dari perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun