Persahabatan sering kali digambarkan lewat kebersamaan yang intens. Ada nongkrong bareng, liburan bersama, atau sekadar saling menyapa setiap hari.Â
Namun, kenyataannya tidak semua sahabat punya kemewahan untuk bertemu sesering itu.Â
Ada yang harus berpisah karena pekerjaan, pendidikan, atau sekadar jarak yang tidak memungkinkan.Â
Apakah persahabatan masih bisa bertahan ketika intensitas pertemuan semakin jarang?
Jawabannya iya, jika fondasi yang dibangun bukan sekadar rutinitas, melainkan kepercayaan dan pengertian.Â
Kesetiaan sahabat bukan dihitung dari jumlah pertemuan, melainkan dari seberapa dalam mereka memahami satu sama lain.
Ujian Jarak dan Kepercayaan
Ada kisah sederhana tentang dua sahabat yang sudah saling mengenal sejak 5 tahun lalu, tetapi lebih sering berkomunikasi lewat pesan singkat dan obrolan jarak jauh.Â
Mereka bukan tipe sahabat yang bisa setiap minggu bertemu, bahkan untuk sekadar minum kopi bersama pun sulit.Â
Pertemuan nyata hanya terjadi sekali setahun, biasanya di awal tahun dan itu pun sebentar.Â