Beberapa waktu terakhir, banyak unggahan anak muda di media sosial yang memamerkan foto masa kecil mereka.Â
Bukan sekadar nostalgia, melainkan dibubuhi dengan narasi reflektif, "dulu aku ingin jadi ini, tapi nyatanya begini" atau "semoga anak kecil ini bahagia dengan pilihan hidupku sekarang."Â
Fenomena ini seolah jadi tren baru dalam cara generasi muda berdamai dengan realitas. Foto yang dulu hanya tersimpan di album keluarga kini diangkat ke permukaan.Â
Tidak lagi sekadar dokumentasi, melainkan medium untuk menyampaikan pesan tentang harapan, kegagalan, hingga penerimaan diri.Â
Media sosial menjadi ruang pengakuan terbuka, tempat anak muda bisa menertawakan, meratapi, sekaligus memaafkan diri mereka sendiri.
Fenomena ini mengajarkan bahwa masa kecil bukanlah sesuatu yang hilang begitu saja. Ia tetap hidup di dalam diri, hanya saja bentuknya berubah.
Kadang hadir sebagai luka, kadang sebagai motivasi, kadang pula sebagai beban yang harus dilepaskan perlahan.
Antara Harapan dan Kenyataan
Masa kecil sering diwarnai dengan harapan yang sederhana tetapi penuh daya imajinasi.Â
Ada yang bercita-cita jadi dokter, penyanyi, penulis, tentara, atau yang lainnya seperti tidak menjadi anak broken home.Â