Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Dampak Sosial Kalau Gen Z Ogah Ambil KPR?

16 Juni 2025   11:45 Diperbarui: 16 Juni 2025   10:34 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rumah Impian (Sumber: Unsplash)

Semakin banyak anak muda memilih untuk tidak mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Alasannya bermacam-macam: bunga tinggi, tenor terlalu panjang, cicilan mencekik, atau sekadar ingin hidup lebih bebas tanpa komitmen jangka panjang. 

Mereka memilih menyewa, tinggal bersama orang tua, atau menabung perlahan dengan harapan bisa beli rumah secara tunai di masa depan.

Fenomena ini awalnya terdengar seperti pilihan pribadi. Namun ketika semakin banyak orang muda mengambil sikap serupa, dampaknya bisa merembet ke mana-mana dari pasar properti, struktur keluarga, hingga pola pikir masyarakat tentang kesuksesan dan kepemilikan.

Ketika Rumah Tak Lagi Jadi Simbol Kesuksesan

Di masa lalu, rumah adalah lambang pencapaian hidup. Bagi banyak orang tua, bisa mengangsur rumah meski 20 tahun adalah hal yang membanggakan. 

Tapi generasi hari ini mulai menolak skema tersebut. Mereka lebih memilih fleksibilitas, kebebasan mobilitas, dan kesehatan mental dibandingkan rasa "tenang" semu yang datang dari cicilan panjang.

Akibatnya, persepsi sosial tentang "orang sukses" mulai bergeser. Jika dulu punya rumah berarti dianggap mapan, kini punya pilihan hidup yang tidak membebani dianggap lebih penting. Ini bisa jadi perubahan yang menyehatkan karena mengurangi tekanan sosial dan standar pencapaian yang seragam.

Namun, pergeseran ini juga bisa menimbulkan ketegangan antar generasi. Orang tua mungkin melihat keputusan anaknya untuk tidak ambil KPR sebagai bentuk ketidakseriusan atau ketidaksiapan hidup. 

Padahal bisa jadi justru sebaliknya: mereka ingin hidup lebih rasional, bebas dari tekanan utang, dan punya ruang bernapas lebih luas untuk masa depan.

Di sisi lain, geliat properti pun terdampak. Penurunan minat terhadap KPR bisa membuat pasar rumah stagnan, dan perbankan kesulitan menyalurkan kredit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun