Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menavigasi Harapan Kebebasan Finansial di Tengah Realita Ketimpangan Ekonomi

10 Juni 2025   20:00 Diperbarui: 10 Juni 2025   17:43 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Harapan (Sumber: Unsplash)

Generasi Z (atau yang lahir sekitar 1997-2012) sedang memasuki dunia kerja dengan penuh harapan dan cita-cita. Mereka tumbuh di era digital yang serba cepat dan sering punya ekspektasi tinggi mengenai gaji, karier, kebebasan finansial, hingga impian memiliki rumah sendiri. 

Namun, saat mulai bekerja dan menghadapi kenyataan dunia profesional, banyak dari mereka yang terkejut dengan perbedaan antara impian dan kenyataan yang ada di lapangan.

Harapan Gen Z: Gaji Ideal dan Rumah Impian

Salah satu harapan terbesar yang dimiliki oleh Generasi Z adalah stabilitas finansial dan kesempatan untuk membeli rumah impian. 

Banyak dari mereka yang melihat rekan-rekan mereka yang lebih tua sudah memiliki rumah atau setidaknya sedang dalam proses membeli. 

Keinginan ini semakin dipicu dengan banyaknya informasi tentang cara mudah memiliki rumah yang banyak tersebar di media sosial.

Namun, kenyataannya? Gaji yang mereka terima sebagai pekerja baru sering kali tidak cukup untuk mewujudkan impian tersebut, terutama jika mereka hanya mengandalkan gaji UMR (Upah Minimum Regional) yang jauh dari cukup untuk menabung secara signifikan. 

Pada banyak kasus, meskipun sudah bekerja dengan keras dan tekun, kebutuhan hidup di kota besar yang terus meningkat (termasuk biaya sewa rumah dan kebutuhan sehari-hari) seringkali menghalangi mereka mencapai tujuan tersebut.

Realita Dunia Kerja: UMR dan Tantangan Finansial

Meskipun Gen Z memiliki semangat yang tinggi, kenyataan dunia kerja sering kali tidak seindah harapan mereka. 

Banyak pekerja muda yang harus berjuang keras untuk menyesuaikan penghasilan mereka dengan biaya hidup yang terus melonjak, terutama di kota besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun