Narasi ini juga menjauhkan kita dari kesadaran kolektif bahwa pekerjaan layak adalah hak, bukan hadiah.
Kita tidak seharusnya merasa bersalah saat menuntut gaji yang sesuai dengan skill dan beban kerja. Justru sistem yang menggaji murah itulah yang seharusnya malu.
Bersyukur tentu perlu, tapi bukan berarti pasrah. Kita bisa bersyukur sambil tetap kritis. Bisa menghargai pekerjaan sambil tetap memperjuangkan keadilan.Â
Yang tidak wajar adalah ketika pekerjaan yang melelahkan dan menguras waktu hanya cukup untuk bertahan hidup, sementara sistem terus menuntut kita untuk diam dan bersyukur.
Maka, pertanyaannya bukan lagi "syukur dapat kerja" tapi "kenapa pekerjaan hari ini tak lagi bisa menjamin hidup layak?"Â
Saat kita berani mengajukan pertanyaan itu, mungkin di situlah harapan akan perubahan bisa dimulai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI