Dari konten edukatif, tutorial, hingga cerita keseharian, semuanya bisa menjadi sarana untuk menyuarakan perspektif dan menarik perhatian audiens.
Lebih dari sekadar eksistensi, konten yang dihasilkan bisa memperlihatkan skill nyata: kemampuan berbicara di depan kamera, menyusun narasi, mengedit video, hingga membangun komunitas online.Â
Semua itu adalah skill yang relevan di pasar kerja saat ini, terutama di bidang komunikasi, pemasaran digital, atau industri kreatif.Â
Bahkan jika tak langsung menghasilkan uang, menjadi content creator tetap memberi nilai tambah dalam portofolio seseorang.
Tidak sedikit juga perusahaan yang kini merekrut bukan dari ijazah semata, tapi dari jejak digital yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide, berinteraksi dengan publik, atau menyelesaikan proyek kreatif.Â
Maka, aktivitas ini bukan sekadar hobi, tapi investasi jangka panjang bagi yang ingin tetap relevan.
Membangun Nilai Diri, Menjemput Peluang
Salah satu tantangan terbesar dari masa menganggur adalah kehilangan rasa percaya diri.Â
Namun ketika seseorang tetap berkarya, membangun audiens kecil, atau mendapat feedback positif dari penonton, perlahan kepercayaan itu kembali.Â
Content creation bukan hanya soal viral atau tidak, tapi tentang bagaimana seseorang bisa membangun narasi bahwa dirinya tetap bernilai meski belum memiliki pekerjaan tetap.
Menjadi content creator juga memberi ruang untuk eksplorasi. Banyak yang awalnya membuat video hanya untuk mengisi waktu, tapi akhirnya menemukan passion baru di dunia visual, jurnalistik warga, atau edukasi digital.Â