Mohon tunggu...
Tesalonika Hsg
Tesalonika Hsg Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan Independen Itu Nyata dan Kita Merayakannya Hari Ini

21 April 2025   00:00 Diperbarui: 20 April 2025   20:36 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Independent Women (Sumber: Unsplash)

Hari Kartini bukan sekadar perayaan memakai kebaya dan menyanyikan lagu "Ibu Kita Kartini." 

Lebih dari itu, ia adalah momentum untuk merenungkan ulang makna perjuangan perempuan Indonesia di masa kini. 

Jika dahulu Kartini memperjuangkan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan, kini perjuangan itu bertransformasi dalam banyak bentuk. 

Salah satunya adalah ketika perempuan mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga. Tak lagi hanya berada di dapur, sumur, dan kasur, perempuan masa kini melangkah keluar rumah, bekerja, dan menjadi harapan utama dalam menjaga ekonomi keluarga. 

Mereka tidak hanya menjadi simbol emansipasi, tapi juga wujud nyata dari ketangguhan tanpa batas.

Kartini Masa Kini: Perempuan sebagai Tulang Punggung Keluarga

Menjadi tulang punggung keluarga bukanlah peran yang ringan. Tanggung jawab ini menuntut keberanian, ketangguhan, dan pengorbanan yang tidak kecil. 

Banyak perempuan yang harus bekerja dari pagi hingga malam demi memenuhi kebutuhan hidup anak-anak dan orang tua. 

Mereka mengatur keuangan, memastikan makanan tersedia di meja, membayar sekolah, bahkan merawat anggota keluarga yang sakit. 

Semua ini dilakukan sambil tetap menjalankan peran domestik, yang sering kali dianggap sebagai kewajiban utama perempuan.

Saat ini, tidak sedikit ibu yang justru lebih banyak menanggung biaya pendidikan anak. Ini bukan berarti peran ayah tidak ada, tetapi realitasnya, kondisi finansial ayah sering kali belum mencukupi, baik untuk kebutuhan dasar, biaya pendidikan, maupun hal-hal yang sifatnya menunjang kepuasan dan pengembangan diri anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun