Mohon tunggu...
Astuhariani
Astuhariani Mohon Tunggu... Damai itu indah

berpikir, berucap dan bertindak negatif itu menguras energi seseorang 99 kali lebih besar dibanding berpikir, berucap dan bertindak positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Tentang Ayam Hutan dan Seekor Semut

14 Februari 2011   23:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:35 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada suatu hari ketika ayam hutan tengah berburu, matanya tertumbuk pada seekor semut dan paruhnya lalu mematuk salah-satu kaki semut itu.


Ketika hampir saja menelannya, sang semut tertawa dan berteriak ''ayam hutan, tertawalah seperti aku kalau kau bisa!''

Ayam itu terkejut bukan kepalang. Ia tak berhenti berpikir. Dengan cepat ia membuka paruhnya dan tertawa, lalu berkata: ''sekarang giliran akulah yang tertawa bukan kamu''.


Dan pada saat itu juga semut itu melarikan diri dari jepitan paruhnya ayam yang membuka kembali, dan ayam hutan yg bodoh itu termangu-mangu sendirian di tempatnya berpijak.


Kesimpulan: Jika manusia tertawa pada saat yang salah, tentu ia tak akan berhasil. Ia akan menyesal dan menangis karena tertawa terlampau dini.


(''Nizami'' dalam  cerita ''Laila Majnun'')

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun