Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

"Dulu Saya Dibilang Gila karena Mau Menanam Mangrove"

9 Desember 2021   08:40 Diperbarui: 10 Desember 2021   16:22 3741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sempat oleh warga kampung dulu saya dianggap gila. Ngapain lah rawa-rawa dan pantai berlumpur yang tidak terurus mau saya tanam. Tapi sekarang semua sadar. Lokasi mangrove dan hutan cemara yang kami tanam di pantai telah menjadi tujuan wisata. Ekonomi Nagari ini pun ikut terdorong.

Begitulah pengakuan Haritman, ketua kelompok masyarakat dari Nagari Amping Parak (baca: Ampiang Parak), Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Pembukaan acara penanaman mangrove oleh Anggota DPR RI, BRGM, KLHK dan Masyarakat (Dokpri)
Pembukaan acara penanaman mangrove oleh Anggota DPR RI, BRGM, KLHK dan Masyarakat (Dokpri)

Istilah Nagari adalah merujuk pada wilayah Desa untuk di Provinsi Sumatera Barat. Kunjungan saya ke Nagari Amping Parak adalah untuk melihat persiapan penanaman Mangrove yang akan dilakukan oleh masyarakat bersama Badan Restorasi Gambut dan mangrove (BRGM).

Sempat saya terpesona oleh kemolekan mangrove dan hutan cemara yang ada di sepanjang pesisir pantai di Nagari ini.

Struktur yang berbeda dengan di banyak buku referensi tentang mangrove saya jumpai di sini. Di mana sebagian jenis mangrove seperti Rhizopora sp tumbuh di substrat lumpur yang berada di belakang tegakan cemara pantai.

Mangrove yang akan ditanam (Dokpri)
Mangrove yang akan ditanam (Dokpri)

Tahun 2014, Haritman bersama warga lainnya membentuk Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) Amping Parak, sebuah kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan yang bergerak di bidang konservasi.

Semula kelompok ini didirikan atas inisiatif masyarakat yang peduli keberlanjutan dan kelestarian ekosistem pesisir dan penyu. Habitat penyu untuk bertelur memang sering ditemukan di kawasan Pesisir Selatan, termasuk di Pantai Amping Parak Kecamatan Sutera.

Sesaat saya ingat akan masa di tahun 95-an ketika saya masih SD dan tinggal di Kota Padang, Sumatera Barat. Waktu itu kerap saya jumpai pedagang yang mejual telur penyu di pinggir pantai Padang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun