Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerajaan Barusjahe, dari Barus hingga Legenda "Palas Si Pitu Ruang"

30 November 2022   17:19 Diperbarui: 30 November 2022   17:25 5960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung "Deleng Barus" (Dok. Pribadi)

Kisah tentang berdirinya kerajaan Barusjahe akan menghubungkan kita dengan cerita tentang sebuah tempat bernama Barus. Saat ini Barus adalah kecamatan yang termasuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Hubungan kerajaan Barusjahe yang berada di Tanah Karo dengan tempat bernama Barus yang berada di tepi Samudera Hindia, pantai Barat Sumatera itu, sebagaimana dikutip dari buku "Barus Mergana" (1977), ditulis oleh S.M. Barus.

Perkiraan dari Klaudius Ptolemaeus, seorang ahli geografi, astronomi, dan astrolog yang lahir pada tahun 100 Masehi di Alexandria, Mesir, sebagaimana dituliskan oleh M. Joustra dalam buku "Batak Spiegel" (1926), dan dikutip pada buku di atas, Barus sudah ada lebih kurang sejak tahun 150 Masehi.

Barus sudah terkenal sejak zaman Firaun di Mesir. Kapur Barus dan kemenyan adalah komoditas utama perdangan yang diambil orang-orang Mesir dari Barus untuk kepentingan pembalseman mumi.

Kapur barus berasal dari pohon kapur barus yang telah berusia lama. Karena manfaatnya yang diketahui sangat besar dalam dunia pengobatan jauh sebelum dikenalnya ilmu kimia modern, terjadilah eksploitasi kapur barus yang berlebihan sehingga tidak ada lagi regenerasi dari pohon ini.

Karena potensi dan letaknya yang strategis, Barus sempat dikuasai secara bergantian pada masa dahulu antara lain oleh kerajaan Majapahit, Inggris, Portugis, Aceh, dan Belanda. Dalam seminar sejarah Islam pada 17-20 Maret 1963 di Medan, ada yang mengatakan bahwa agama Islam di Indonesia tersebar mulai dari Barus, walaupun sebagian lagi mengatakan mulai dari Kerajaan Pasai, sekitar tahun 700-800 Masehi.

Baca juga: Menjalin Indonesia dari Titik Nol Barus dalam Balutan Sumpah Pemuda

Meninggalkan Barus

Dituturkan secara lisan oleh ayah dari penyusun buku "Barus Mergana", S.M. Barus, yang juga merupakan raja terakhir kerajaan Barusjahe, nenek moyang marga Barus pada suku Karo diyakini berasal dari Barus yang bersejarah itu. Barus merupakan salah satu sub marga dari cabang marga Karo-karo pada suku Karo.

Konon pada masa dahulu kala, seorang pemuda keturunan orang terpandang yang diyakini sebagian orang sebagai raja di Barus jatuh hati kepada seorang gadis yang menurut aturan adat sebenarnya tabu untuk dia nikahi. Pemuda ini sangat mencintai sang gadis, mereka pun pergi meninggalkan Barus merantau tanpa tujuan yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun