Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengenal Kedih, Primata Asli Sumatera Bermata Sayu

2 Agustus 2022   12:46 Diperbarui: 3 Agustus 2022   05:07 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Kedih, Primata Asli Sumatera Bermata Sayu (Dok. Pribadi)

Oleh sebab itu juga, populasi kedih lebih banyak ditemukan pada hutan primer karena memiliki kerapatan vegetasi yang tinggi. Itu berarti tempat yang lebih nyaman untuk beristirahat, sumber pakan yang lebih bervariasi, dan merupakan habitat yang stabil. 

Sementara itu, karena terbatasnya jumlah pohon yang dapat dijadikan sebagai pohon tidur pada hutan sekunder, maka kedih hanya menjadikan kawasan hutan sekunder sebagai tempat mencari makan, bukan untuk menetap atau untuk tidur pada malam hari.

Satwa primata memilih pohon yang kuat dan kanopi yang rapat sebagai tempat tidur pada malam hari. Alasan di balik hal itu adalah karena faktor kenyamanan dan keselamatan kedih dari predator.

2. Habitat dan Populasi Kedih

Penyebaran kedih yang paling banyak populasinya berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, terutama di Bahorok, Provinsi Sumatera Utara, dan Ketambe, Provinsi Aceh.

Khususnya di Provinsi Sumatera Utara, kedih banyak dijumpai di sekitar aliran Sungai Wampu. Jumlah kedih yang ditemukan di hutan primer dan hutan sekunder Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang, Bahorok, Kabupaten Langkat pada tahun 1986 ada sebanyak 184 ekor.


Habitat kedih di Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara (Dok. Pribadi)
Habitat kedih di Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara (Dok. Pribadi)

Daerah jelajah kedih pada kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Bohorok adalah seluas 12,3-15,7 hektar. Luasnya dua kali lebih kecil dari pada daerah jelajah kedih pada kawasan di Ketambe, Provinsi Aceh yang luasnya 30 hektar.

Populasi kedih sering ditemukan pada lokasi kawasan yang dekat dengan sumber air dan ketinggian di bawah 380 mdpl. 

Oleh sebab itu, tidak mengeherankan mengapa kedih pertama kali ditemukan di Aceh dan bagian utara Pulau Sumatera pada lokasi yang tidak jauh dari Sungai Wampu dan Simpangkiri.

Kedih mengonsumsi air yang diperoleh dari sungai yang ada di sekitar hutan. Terkadang, kedih juga meminun air dari lubang pohon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun