Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menatap Masa Depan Peninggalan Budaya Karo dan Secercah Asa dari Desa Lingga

16 November 2021   17:00 Diperbarui: 21 November 2021   01:58 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain di sebuah bangunan adat Karo di Desa Lingga, 16/11/2021 (Dok. Pribadi) 

Di desa ini masih terdapat dua buah rumah adat Karo yang masih terawat. Namun, salah satunya kini tidak lagi ditempati.

Salah satu rumah adat yang masih berdiri di Lingga bernama "Rumah Raja". Dulunya rumah ini dihuni oleh 8 keluarga yang masih memiliki hubungan kekerabatan, sehingga disebut juga "rumah si waluh jabu" (delapan keluarga).

Tidak ada papan informasi yang menjelaskan kapan rumah adat ini dibangun. Rumah ini juga kini tidak lagi dihuni oleh warga, tapi kondisinya masih terawat dan sering dipakai oleh pasangan calon pengantin untuk membuat foto pre wedding.

"Rumah Raja" di Desa Lingga (Dok. Pribadi)

Rumah yang satu lagi bernama "Rumah Belang Ayo", yang kalau diterjemahkan langsung berarti rumah lebar muka. Rumah adat yang satu ini masih dihuni oleh 5 kepala keluarga, jadi hanya 3 bagian rumah adat untuk 8 keluarga ini yang tidak dihuni.

Dari papan informasi yang terpasang di depan halaman rumah adat ini, pendiri Rumah Belang Ayo adalah Sinulingga Rumah Jahe dan kerabatnya yang dibangun pada tahun 1862. Jadi, sampai saat ini rumah adat yang satu ini sudah berumur 159 tahun.

"Rumah Belang Ayo" di Desa Lingga (Dok. Pribadi)

Jambur

Bentuk jambur mirip dengan rumah adat, bedanya jambur tidak berpanggung seperti rumah adat dan tidak berdinding. Jambur digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pesta adat dan sebagai tempat pelaksanaan musyawarah.

Dulu jambur juga digunakan sebagai tempat untuk mengadili orang-orang yang melanggar perintah raja dan hukum adat yang berlaku. Pada masa sekarang sudah banyak penyesuaian bentuk dan bahan bangunan jambur, di antaranya penggunaan seng sebagai atap menggantikan ijuk.

"Jambur" tempat untuk pelaksanaan pesta adat di Desa Lingga (Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun