Rogers pun membawa Lloyd ke rumahnya. Ia bersama Joanne, istrinya, merawat Lloyd hingga pulih. Ada sebuah permintaan Rogers kepada Lloyd saat mereka makan di sebuah restoran. "Habiskan satu menit untuk memikirkan orang-orang yang mencintaimu"Â kata Rogers.
Itu dilakukan Rogers untuk mendorong Lloyd agar dapat memaafkan Jerry. Lloyd pun meminta maaf kepada Andrea istrinya. Ia merasa menyesal karena telah meninggalkan keluarganya.
Lloyd juga mengunjungi Jerry dan Dorothy, ayah dan ibu tirinya. Lloyd memaafkan Jerry.
Dalam hatinya, Lloyd berjanji untuk menjadi ayah yang lebih baik bagi anaknya, Gavin. Lloyd menuliskan artikel tentang dampak Fred Rogers terhadap hidupnya. Fred Rogers juga menyempatkan diri mengunjungi Jerry dan berdoa untuknya.
Tidak lama setelah kunjungan Rogers itu dan setelah berdamai dengan Lloyd anaknya, Jerry pun meninggal dunia. Artikel tentang dampak Fred Rogers terhadap hidup Lloyd yang berjudul "Can You Say... Hero?" diterbitkan sebagai cerita sampul majalah Esquire.
Epilog
Lloyd mungkin sedang dalam perjalanannya untuk belajar berdamai dengan realitas. Tidak ada manusia yang sama persis, baik dalam bahagia maupun dukanya. Namun setiap orang bisa menarik pelajaran dari realitas kehidupan orang-orang yang berbeda di atas bumi yang sama.
Sebagaimana Sigmund Freud, mungkin Fred Rogers juga adalah seorang realis. Sebagai seorang realis, Freud bukanlah seorang yang mempertontonkan aspek emosionalnya secara lepas.
Karena itu, dia pun tidak terlalu merasa penting untuk mendapatkan penghormatan pribadi atau dikenang sebagai orang besar atas kontribusinya atas nama kemanusiaan. Ia apa adanya, dan bersedia membantu orang asing sekali pun, meski dirinya sendiri masih menderita.
Baginya tidak ada rasa penyesalan diri sendiri, melainkan hanya penyerahan diri dan penerimaan akan realitas.
Dan benar kata Joanne, istri Rogers, bahwa suaminya bukan semacam orang suci yang sempurna. Sebab pada suatu hari seusai syuting, ketika semua kru televisi telah meninggalkan lokasi, Rogers memukul-mukul tuts piano yang ada di lokasi syuting tidak karuan. Rogers seperti sedang meredakan amarahnya, entah apa masalahnya dan apa yang dirasakannya.