Hubungan Lloyd dengan ayahnya, Jerry Vogel, diperankan oleh Chris Cooper, tidaklah baik. Gara-garanya adalah sakit hati Lloyd karena merasa bahwa ayahnya telah menyia-nyiakan ibu kandungnya semasa hidupnya. Lloyd juga merasakan bahwa ayahnya kurang menyukai keluarganya, istri dan anaknya.
Sakit hati dan dendam Lloyd menemukan sebuah jalan pelepasan mana kala Lloyd ditugaskan mewawancarai Fred Rogers, diperankan oleh Tom Hanks. Ia adalah seorang kreator dan pembawa acara pada sebuah acara televisi berjudul "Mister Rogers' Neighborhood".
Lloyd yang memiliki perasaan dendam kepada ayahnya, melihat sosok Rogers ini mungkin sedang berakting sebagai malaikat yang tanpa cacat. Orang-orang rela mengantre mengadukan masalahnya kepada Rogers dan mengharapkan sebuah solusi dari padanya. Semua orang itu ingin dapat melupakan kepahitan mereka dan merasakan kebahagiaan.
Llyod yang menyimpan keragu-raguan dalam benaknya bertekad membuka kepribadian asli Fred Rogers lewat wawancara itu. Semua kebaikan yang ditunjukkan Rogers mungkin tak lain hanyalah sebuah akting, peran sandiwara dalam sebuah panggung drama.
"Beruntung sekali Anda memiliki suami yang mengurusi keluhan-keluhan dari orang-orang yang antre mengadukan kesusahan-kesusahannya dalam hidup," kata Lloyd kepada Joanne, istri Fred.
"Rogers bukan semacam orang suci yang sempurna. Ia adalah pria yang masih dan selalu mengelola amarahnya," balas Joanne kepada Llyod.
Setelah menonton beberapa episode acara Fred Rogers, Lloyd memang tidak dapat menemukan perbedaan apa pun antara kehidupan nyata maupun akting Rogers saat membawa acara di televisi. Bahkan Lloyd merasa terintimidasi saat wawancara karena Rogers menaruh perhatian atas rasa dendam Llyod kepada ayahnya dan menyatakan bahwa ia bersedia membantu untuk membereskannya.
Llyod memang masih menyimpan dendam itu kepada ayahnya. Bahkan saat ayahnya datang bersama Dorothy, istri keduanya dan merupakan ibu tiri Llyod, mengunjungi keluarganya dan meminta maaf, Llyod masih belum bisa memaafkan ayahnya. Jerry pun terkena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit.
Sekuat tenaga Lloyd mengekang perasaan terdalamnya, tapi alam bawah sadar akan selalu mampu membuka jalan untuk membawa hal itu muncul ke permukaan. Ada peran besar Rogers dan acara asuhannya itu dalam hal ini. Untuk itu kita akan kembali bertemu dengan Freud, tokoh besar psikoanalisis itu.
Lloyd bukannya mendampingi ayahnya di rumah sakit. Ia berniat kembali ke Pittsburgh untuk menyelesaikan urusan biografi Fred Rogers. Namun, Lloyd yang kelelahan ditambah perasaan yang berkecamuk, pingsan di lokasi syuting acara Mister Rogers' Neighborhood.
Lloyd bermimpi tentang trauma masa kecil yang menekannya. Ia bermimpi bertemu ibunya yang sedang sekarat. Ibunya mendesak Lloyd untuk melepaskan amarahnya.