Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kehidupan di Sekitar Aur dan Air

12 Mei 2020   14:01 Diperbarui: 8 November 2020   22:01 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, alangkah lebih baik, bila pemanfaatan bambu-bambu ini selalu dibarengi oleh sikap pengendalian yang jauh dari eksploitasi berlebihan, sehingga bambu dapat tetap lestari. Dalam aur, bambu, yang terpelihara dengan baik, mungkin kita masih akan tetap bisa menjumpai air, yang akan mengalir sampai jauh dan menjaga kesinambungan kehidupan.

Jejak Kebudayaan dalam Berbagai Hasil Kerajinan Bambu
Pada Minggu, 4 Februari 2018, bersama anak-anak kami mengisi libur akhir pekan sambil belajar sejarah dan budaya yang cukup mengasyikkan ke Museum GBKP di Retreat Center Sukamakmur, Sibolangit, Sumatera Utara.

Koleksinya mendokumentasikan jejak-jejak keahlian, keterampilan dan tentu saja kualitas pemikiran orang-orang Karo sejak masa lalu, dalam bentuk artefak, karya seni, alat musik, peralatan agrikultur, peralatan rumah tangga, peralatan perang, serta peralatan medis dan pengobatan.

Benda-benda di museum itu adalah bukti bahwa orang Karo pada masa lalu sudah piawai dalam bidang seni, bahasa, logika, aritmatika, geometri, astronomi. Tingkat keadaban itu mestilah didukung oleh olah pikir dan olah rasa yang tinggi.

Beberapa di antara benda seni dan budaya yang disimpan di museum itu terbuat dari bambu. Ada yang dinamakan "Gantang beru-beru", "Tumba", "Kitang", dan "Gurup". 

Gantang beru-beru, adalah semacam wadah pengobatan tradisional untuk wanita yang baru partus. Beberapa hari setelah melahirkan untuk membantu pemulihan dan mengungatkan perut sang ibu, menggunakan batu yang membara setelah dipanaskan ditempatkan ke dalam gantang beru-beru, yang sudah berisi air perasan jeruk "rimo mungkur" ras dan garam "sira lada".

Dari kiri ke kanan: Gantang beru-beru, Tumba, Kitang, dan Gurup
Dari kiri ke kanan: Gantang beru-beru, Tumba, Kitang, dan Gurup
Sementara itu, Tumba berfungsi untuk menakar beras, baik untuk ditanak atau untuk dijual. Sebab pada zaman dulu masih belum dikenal timbangan. Sedangkan Kitang adalah wadah untuk tempat minuman bagi orang-orang terhormat. Selanjutnya, Gurup adalah tempat untuk menyimpan lauk dan sebagainya.

Selain itu ada juga "Busan" untuk tempat menyimpan beras. Juga ada "Tongkap per-Pola" sebagai tempat menyimpan air nira atau air aren. "Bubu" adalah alat untuk menangkap ikan di sungai. Sementara itu ada juga "Keteng-keteng" dan "Suling" yang merupakan alat-alat musik.

dokpri
dokpri
Tongkap perpola (Dokpri)
Tongkap perpola (Dokpri)
Bubu (Dokpri)
Bubu (Dokpri)
Kulcapi dan keteng-keteng (Dokpri)
Kulcapi dan keteng-keteng (Dokpri)
Suling, alat musik tiup, koleksi Museum GBKP di Retreat Center Sukamakmur, Sibolangit, Sumatera Utara, 2018 (Dokpri)
Suling, alat musik tiup, koleksi Museum GBKP di Retreat Center Sukamakmur, Sibolangit, Sumatera Utara, 2018 (Dokpri)
Selain untuk keperluan agrikultur, kini lahan yang ditanami bambu juga sudah dilirik untuk dijadikan sebagai objek wisata. Pengelolaannya rencananya melalui Badan Usaha Milik Desa, sebagaimana yang tampak di taman bambu yang berlokasi di lereng Bukit Gundaling, Desa Gongsol, Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ini.

Rencana lahan objek wisata taman bambu di lereng Bukit Gundaling, Desa Gongsol, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo (Dokpri)
Rencana lahan objek wisata taman bambu di lereng Bukit Gundaling, Desa Gongsol, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo (Dokpri)
Rencana lahan objek wisata taman bambu di lereng Bukit Gundaling, Desa Gongsol, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo (Dokpri)
Rencana lahan objek wisata taman bambu di lereng Bukit Gundaling, Desa Gongsol, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo (Dokpri)
Taman ini direncanakan akan ditanami berbagai varietas tanaman bambu dari berbagai tempat yang cocok untuk ditanami di lereng bukit ini. 

Di tempat lain yang sudah melakukan penataan tanaman bambu, sebagaimana yang tampak di Hill Park Hotel & Resort, Sibolangit, Deli Serdang Sumatera Utara ini, bahkan kami sudah pernah melakukan syuting pembuatan video klip untuk lagu rohani. Tempatnya sangat asri bila dirawat dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun