Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Seperti "Apocalypto", Badigulan, dan Arti Penting Keahlian Sang Rimbawan

13 Februari 2020   19:10 Diperbarui: 31 Juli 2021   08:28 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gugusan Pegunungan Dokumen pribadi

Tapi begitulah alam, ia akan mencari keseimbangan alaminya dengan caranya sendiri, dimana memakan dan dimakan antar spesies merupakan sebuah mekanisme alami dalam untaian rantai makanan dan berguna untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Mel Gibson sendiri mengaku bahwa film ini merupakan simbol seluruh peradaban yang mulai musnah. Hal ini barangkali sebuah pesan yang penting untuk dicamkan sebab bukan tidak mungkin, perilaku saling menguasai dan perlombaan tak terkendali untuk menjadi yang paling unggul di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, sosial budaya, pertahan dan keamanan, bukan tidak mungkin akan menyebabkan pukulan berat bagi alam dan lingkungan. 

Mengapa tidak? Bukankah semua persaingan itu bila diperas hingga didapatkan akar masalahnya akan bertemu di sebuah kepentingan terkait energi dan sumber daya yang semakin terbatas di tengah pertumbuhan populasi manusia yang belum terkendali sepenuhnya.

Di situlah sosok seorang Imran dengan hobi berburu celeng dan mengail kepiting sungai menjadi menarik bagi saya yang hanya sempat mengenalnya pada masa kecil kami, dalam permainan petak umpet, patok lele, bermain perang-perangan dan lain sebagainya.

Sebagaimana anak-anak pada umumnya, telah bertransformasi menjadi seorang kepala keluarga yang kini membesarkan ketiga anaknya di kampung halaman kami sambil menyatukan dirinya bergaul dengan hutan dan segala isinya setiap harinya.

Imran memiliki tiga orang anak, dan yang paling tua bernama Raju. Jadilah Imran dipanggil Bapa Raju.

Bersama Imran Barus teman saya, atau Bapa Raju (dokpri)
Bersama Imran Barus teman saya, atau Bapa Raju (dokpri)
Sebagaimana Flint Sky berharap kepada Jaguar Paw untuk menggantikan dirinya kelak sebagai kepala suku yang tidak saja melindungi keluarganya sendiri, tapi juga seluruh anggota suku dan hutan yang merupakan rumah mereka, saya juga terkagum dengan pengenalan Imran atas hutan-hutan dan segala isinya, yang sejak kecil hanya mampu saya tatap dan kagumi dari kejauhan.

Selain kagum pada kawan saya ini, saya juga menjadi merasa malu. Seperti apa yang dikatakan Flint Sky kepada Jaguar Paw "Apa yang kau lihat pada diri mereka, Jaguar Paw?" maksudnya orang-orang dari suku Maya yang menjadi korban penculikan suku Maya lainnya. 

"Aku tidak mengerti Ayah" kata Jaguar Paw sembari Flint Sky ayahnya menatap jauh ke arah lebatnya hutan. Lalu kata Flynt Sky, "Ketakutan. Aku melihat ketakutan hingga ke akar-akarnya dalam diri mereka. Tidakkah kau lihat itu Jaguar Paw? Rasa takut adalah penyakit dan akan merayap ke dalam jiwa-jiwa yang ia tulari, dan itu telah menodai kedamaianmu."

Begitulah ketidakmampuan mengenali sesuatu, apakah itu barang baru atau suatu budaya yang baru, terkadang justru menimbulkan ketakutan. 

Apa yang muncul selanjutnya dari rasa takut adalah upaya untuk melarikan diri mencari keselematan diri sendiri, atau setidaknya sikap menunggu dan bersembunyi sambil berharap pertolongan datang. Apa yang penting di sini adalah yang penting aku selamat biarlah setelahnya bahaya datang asal jangan menimpa diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun