Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Wife", Sebuah Pesan Klasik di Balik Perlunya Pengakuan dalam Dunia Kepenulisan

5 November 2019   12:18 Diperbarui: 9 November 2019   18:43 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa hubungan tulisan, cinta dan kesetaraan?

Menghubungkan kisah Nyai Ontosoroh, Minke, Tuan Kommer, dengan tulisan atau pekerjaan menulis dalam Anak Semua Bangsa karangan Pramoedya, mungkin yang akan langsung terlintas dalam benak kita adalah isu-isu seputar kesetaraan, gender, di samping kecintaan atas bakat dan panggilan.

Setidaknya, sehubungan dengan isu kesetaraan, gender, bakat dan panggilan dalam kaitannya dengan menulis, barangkali ada pelajaran yang sangat baik bila dihubungkan dengan sebuah film produksi tahun 2017 dengan judul yang sama yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul "The Wife."

Walaupun The Wife yang merupakan kisah fiksi tentu saja berbeda dengan novel Anak Semua Bangsa, yang walaupun dalam bentuk novel, itu adalah kisah roman sejarah yang menceritakan fakta-fakta sejarah yang tidak terungkap dari masa lalu, dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda dari sejarah yang umumnya didominasi oleh pihak yang menang dan berkuasa. 

Sementara itu, The Wife adalah kisah fiksi yang menceritakan sisi kelam di balik keagungan karya kepenulisan berkelas nobel, yang terselip dalam kisah hubungan asmara suami istri; diiringi perselingkungan dan dijalani dalam pengabdian total, meskipun pada akhirnya manusia tetaplah manusia, yang selalu dan selamanya membutuhkan sebuah pengakuan, sekuat apapun ia mencoba mengekangnya.

Film itu bercerita tentang Joseph Castleman, seorang profesor muda dan ganteng, yang sudah menikah dengan seorang istri bernama Carol, dan memiliki seorang bayi perempuan bernama Fanny.

Joseph yang dipanggil Joe, adalah guru besar yang mengajar di kelas sastra. Di mana ia akhirnya bertemu dengan mahasiswi yang cantik bernama Joane Archer. 

Walaupun pada awalnya Joe mungkin mengagumi dan jatuh hati pada bakat menulis Joane yang mengagumkan, dalam perjalanan selanjutnya tak bisa dihindari lagi, dengan sikap Joe yang narsistik dan flamboyan, Joe pun jatuh cinta pada diri pribadi dan terlibat perselingkuhan dengan Joane. Joe bercerai dengan Carol.

Dalam kelas-kelas kuliah Joe, Joane sangat dipengaruhi oleh rasa kagum dan jatuh cintanya kepada Joe. Ia meyakini pandangan Joe yang mengatakan bahwa penulis harus menulis.

Menurut Joe, keharusan seorang penulis untuk menulis sama seperti kebutuhan manusia hidup untuk bernafas, tidak bernafas berarti mati. Penulis yang tidak menulis pada dasarnya mati, begitulah barangkali. 

Lagi sambung Joe, bahwa penulis membuat tulisan bukan agar tulisannya diterbitkan, tapi karena ada hal penting yang harus dia ungkapkan. Sekalipun untuk itu, ia akan dicemooh oleh orang-orang atau bahkan dibenci oleh istri sendiri, yang sering mempertanyakan kepada suaminya yang penulis begini, "Mengapa kau tidak mencoba mengerjakan pekerjaan yang lebih berguna?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun