Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sully", Kisah tentang Tindakan Tepat yang Tidak Luput dari Keraguan

4 November 2019   17:45 Diperbarui: 4 November 2019   18:02 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chesley "Sully" Sullenberger, adalah seorang kapten pilot pesawat US Airways, dengan kode penerbangan Cactus 1549. Penerbangan dengan menggunakan pesawat Air Bus A320 ini mengalami kecelakaan saat menabrak kawanan burung sesaat setelah lepas landas dari bandara LaGuardia dengan tujuan Bandara Charlotte Douglas, di Amerika Serikat, sehingga harus mendarat di Sungai Hudson, pada tanggal 15 Januari 2009.

Ia membawa 155 penumpang, dengan co-pilot Jeff Skiles, dimana seluruh penumpang selamat dalam pendaratan darurat di atas permukaan air dengan suhu hingga -5 derajat Celcius pada saat kecelakaan itu, meskipun akhirnya badan pesawat tenggelam di Sungai Hudson. Itu adalah satu dari hanya sedikit pendaratan darurat yang sukses di atas air di mana semua penumpang selamat dengan kemungkinan yang sangat kecil menurut pengalaman dunia penerbangan komersil.

Sebuah film dengan judul "Sully" yang diproduksi pada tahun 2016 didedikasikan untuk menghormati tindakan heroik sang pilot dan seluruh awak kabin serta penyelamatan yang dramatik terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat, yang dibantu oleh petugas pelabuhan dan petugas medis di kota New York. Film ini disutradarai oleh Clint Eastwood dan dibintangi oleh Tom Hanks yang berperan sebagai Sully, dan Aaron Eckhart yang berperan sebagai Jeff Skiles.

Dalam kisah selanjutnya, setahun setelah kejadian tersebut, dilakukan penyelidikan menyeluruh sekaligus konfrontasi terhadap sang kapten pilot dan co-pilot oleh pihak Air Bus. Di mana, sesuai dengan hasil rekaman pembicaraan kapten pilot dan co-pilot dengan petugas menara pengawas yang terekam di dalam CVR, petugas pengawas bandara sebenarnya sempat menawarkan beberapa opsi pendaratan sebelum kapten pilot Sully akhirnya memutuskan mendarat darurat di atas sungai Hudson. 

Di antaranya adalah pendaratan di landasan bandara LaGuardia tempat pesawat sebelumnya lepas landas, serta di landasan bandara Teterboro, yang berjarak 11 km dari lokasi ketinggian saat pesawat pertama kali menyampaikan pesan bahaya Mayday, karena pesawat kehilangan daya karena kedua mesinnya mati akibat tabrakan dengan kawanan burung itu.

Dalam simulasi, kedua opsi pendaratan tersebut yang disarankan petugas pengawas bandara itu, baik di LaGuardia maupun di Teterboro, memang berhasil selamat. Simulasi itu disanggah oleh Kapten Sully yang menganggap pihak perusahaan Air Bus berusaha mengarahkan peristiwa naas tersebut sebagai kejadian yang terkait dengan faktor human errror sebagai faktor utamanya. Kata Kapten Sully apa yang tidak diperhitungkan dalam kedua simulasi adalah faktor reaksi pilot dan co-pilot yang hanya memiliki kesempatan selama 35 detik sebelum membuat keputusan akhir terkait pilihan penyelamatan yang akan diambil, serta reaksi kepanikan seluruh penumpang atas pengumuman keadaan darurat yang disampaikan oleh kapten pilot. 

Walaupun, faktor kemungkinan terjadinya kerjasama yang sangat kompak dari tim penyelamat, baik dari petugas pelabuhan Sungai Hudson maupun para petugas medis di darat bukanlah sesuatu yang telah dapat diperkirakan oleh Kapten Sully sebelumnya. Namun, itu adalah sebuah kisah penyelamatan heroik yang sangat menginspirasi dan mendapat pujian pada masa itu karena hanya berlangsung dalam hitungan menit, hingga akhirnya tercatat dalam laporan bahwa seluruhnya, 155 penumpang, selamat.

Pertanyaan Kapten Sully kepada pihak Air Bus, saat ia menanyakan berapa kali simulasi itu dilakukan sebelum mencapai hasil akhir seperti hasil yang diperlihatkan pada saat dengar pendapat pada hari itu, ternyata memang telah dilakukan sebanyak 17 kali. Jelas, itu bukanlah situasi yang dapat dibandingkan dengan sempitnya waktu dalam keterbatasan opsi pilihan yang tersedia bagi Sully dan Jeff pada saat kejadian yang sebenarnya. Seluruh peserta dengar pendapat dalam penyelidikan rata-rata memuji pilihan dan tindakan heroik Sully bersama seluruh awak kabin pesawat Cactus 1549 pada saat kejadian itu.

Bahkan, bar setempat di mana Sully sempat minum pada suatu hari setelah kejadian, mengatakan bahwa mereka semua yang ada di bar sambil menonton liputan atas kejadian itu, menganggap tindakan Sully sebagai sebuah tindakan pahlawan. Sehingga mereka mengabadikan nama Sully sebagai sebuah menu minuman di sana sebagai Sully Bourbon Water Spray.

Dari film itu, kita bisa belajar, bahwa bagi sebagian profesi atau bahkan bagi seluruhnya, ada sebuah faktor yang sangat penting untuk dipegang sebagai sebuah nilai sebelum berangkat melaksanakannya, yakni ketenangan. Bisa dipahami secara umum, bahwa ketenangan sangat dipengaruhi tidak saja faktor eksternal di sekitar, tapi juga sangat ditentukan oleh kesatuan sistem internal dalam diri seseorang.

Apa yang terjadi pada hari itu, mungkin tidak akan sama, bila Sully terlibat dalam sebuah pertengkaran dalam percakapan telefon dengan istrinya sesaat sebelum terbang, atau bisa saja sebuah respons negatif atas reaksi teman-teman sekerja atas keseharian kita yang mungkin kurang berkenan atau secara situasional terjadi sebagai reaksi spontan yang menimbulkan berbagai kesan negatif bagi penerimanya. Apa lagi yang menerima reaksi spontan negatif dengan berbagai maksud dan tujuan itu adalah seseorang dengan profesi yang memiliki beban tanggung jawab dan risiko tinggi. Makanya, bercanda pun harus ada batasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun