Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Manusia Menyakiti Bumi Menuliskan Sepucuk Surat Kepada Matahari

26 Juni 2019   18:27 Diperbarui: 28 Juni 2019   14:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bumi diambil oleh NASA (sumber: https://upload.wikimedia.org)

Dengan sebuah jalan pikiran yang mungkin tidak terlalu sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Kafka, apa yang disampaikannya dalam surat untuk ayahnya, melalui sebuah analogi untuk mensejajarkan cara pandang dalam memandang hubungan antara matahari sebagai ayah, bumi sebagai ibu dan manusia sebagai anak-anak dalam rumah tangga Bima Sakti, yang merupakan bagian kecil dari komunitas kosmos yang sangat besar, mungkin akan memberikan sebuah gambaran kepada kita mengenai rumitnya hubungan antar anggota-anggota keluarga itu. 

Hubungan yang penuh dengan berbagai tingkah dan perasaan dalam menjalani kehidupannya, sembari berusaha memenuhi harapan-harapannya, di tengah berbagai kenangan akan masa lalunya, baik suka maupun duka.

Seperti apa sosok matahari sebagai ayah?

Dari laman wikipedia, berdasarkan 113 sumber referensi dan 3 bahan bacaan lanjutan, dijelaskan bahwa Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. 

Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 21030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total Tata Surya.

Foto Matahari (sumber: https://upload.wikimedia.org)
Foto Matahari (sumber: https://upload.wikimedia.org)
Solar Maximum Mission, salah satu satelit yang diluncurkan Amerika Serikat untuk mempelajari Matahari (sumber: https://upload.wikimedia.org)
Solar Maximum Mission, salah satu satelit yang diluncurkan Amerika Serikat untuk mempelajari Matahari (sumber: https://upload.wikimedia.org)
Peradaban modern dengan kemajuan teknologinya, memungkinkan manusia untuk semakin mendekati dan mengenali matahari melalui eksplorasi ilmiah. Ini mungkin bisa dikatakan sebagai paradoks pertama dalam metafora hubungan ayah dan anak, dalam hubungan matahari dan manusia. Seringkali dalam keluarga, anak yang adalah darah daging dari sang ayah, hubungannya justru terpisah oleh jurang yang sangat lebar. 

Anak-anak, sebagaimana Kafka dengan adik-adik perempuannya terhadap ayahnya, Hermann Kafka, merasakan sebuah kecanggungan bahkan keengganan menghadapi sosok ayah kandung yang misterius dengan segala pikiran dan perasaannya yang sukar dimengerti. 

Kendati demikian, bukannya melulu pikiran buruk yang terbentuk pada diri anak-anak dalam memandang ayahnya. Sesekali perasaan bahagia turut terlintas dalam hatinya, yang tak jarang terwujud dalam tetes air mata haru. Bagaimanapun, dia adalah ayah, yang juga mengalami bahagia dan derita. Oleh karenanya, rasa ingin tahu ditambah rasa sayang selalu mengalahkan dendam yang mengiringinya.

Eksplorasi yang bertujuan untuk mempelajari tentang Matahari pertama kali berhasil masuk ke orbit Matahari adalah Pioneer 4, yang diluncurkan tanggal 3 Maret 1959 oleh Amerika Serikat. Ini menjadi pionir dalam sejarah eksplorasi Matahari. Keberhasilan tersebut diikuti oleh peluncuran Pioneer 5 hingga Pioneer 9, dalam rentang waktu selama 1959-1968.

Solar Maximum Mission (SMM) didesain untuk melakukan observasi aktivitas Matahari terutama bintik dan api Matahari saat Matahari berada pada periode aktivitas maksimum. SMM diluncurkan oleh Amerika Serikat pada 14 Februari 1980. Selama perjalanannya, SMM pernah mengalami kerusakan, namun berhasil diperbaiki oleh awak pesawat ulang alik Challenger. 

SMM terus berada di orbit Bumi selama melakukan observasi. SMM mengumpulkan data hingga 24 November 1989 dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 2 Desember 1989. Secara metaforis ini bisa dipakai untuk menggambarkan bagaimana keingintahuan anak dalam rasa sayangnya untuk mengenali sang ayah pun bisa berakibat fatal, bahkan membahayakan keselamatan nyawanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun